NGAWI, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi, Jawa Timur, sekarang ini terus menggenjot produktifitas pangan terutama padi. Berbagai solusi pun dilakukan salah satunya mengandalkan pupuk organik. Dengan memanfaatkan pupuk organik, pertanian Ngawi diharapkan menghasilkan padi berkualitas baik tanpa residu.
Pernyataan tersebut disampaikan Yuliastuti Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian dan Hortikultura (Disperta) Kabupaten Ngawi dalam acara rapat koordinasi musim tanam MP II dan MK 2016 di RM Duta Kilometer 2 Jalan Ngawi-Solo, Kamis (25/02). Di hadapan Mantri Tani, PPL, Gapoktan dan Babinsa, Yuli-sapaan akrabnya terciptanya produksi padi tidak bisa dilepaskan dari sinergitas semua pihak yang berkompeten di pertanian.
Baca Juga: Gubernur Khofifah Tinjau Inovasi Pertanian di Ngawi
“Keberhasilan produksi pangan terutama padi membutuhkan komitmen bersama antar stakeholder yang ada baik dari TNI, mantra tani maupun penyuluh dilapangan. Dengan harapan tidak lepas dari target pangan yang bakal kita capai ditahun 2016 ini,” terang Yuli.
Terkait dengan pupuk, urai dia, target ketahanan pangan nasional tidak bisa hanya diperoleh dengan kuantitas produksi, tetapi juga dengan meningkatkan kualitas produksi, yakni dengan menghasilkan beras yang sehat dan bebas residu utamanya pemakaian pupuk organik. Sisi lainnya, banyaknya produksi beras organik diharapkan dapat menambah produktivitas padi secara keseluruhan di Kabupaten Ngawi guna mendukung program swasembada pangan yang ditargetkan pemerintah tiga tahun ke depan.
“Produksi padi di Kabupaten Ngawi rata-rata tiap tahunnya mencapai 800.000 ton gabah kering panen (GKP), diharapkan padi organik andil didalamnya dan itu harapanya pada musim tanam kedua tahun ini,” lanjut Yuli.
Baca Juga: Pangdam V Brawijaya Pimpin Panen Raya Padi di Ngawi
Kondisi tersebut membuat Ngawi menjadi peringkat kelima daerah lumbung padi di Jawa Timur setelah Jember, Lamongan, Banyuwangi, dan Bojonegoro. Setiap tahun, pertanian Kabupaten Ngawi surplus padi hingga 400.000 ton.
Kemudia tentang pemberantasan hama seperti yang disampakan Edi Suwarno Kepala Bidang Penanggulangan Hama Disperta Kabupaten Ngawi, pada dasarnya hama akan menjadi faktor penentu peningkatan produksi padi dalam setiap musimnya. Kata Edi, hama dan penyakit padi musim tanam kedua tahun ini sangat diharapkan untuk ditekan seminimal mungkin.
“Yang perlu diperhatikan memang secara umum adalah penyakit padi yang biasa menyerang antara lain penggerek batang, wereng, sundep maupun tikus. Namun perlu diketahui dalam musim tanam kedepan itu diprediksi cuaca akan lebih panasari pada musim saat ini. Semakin cuaca panas potyensi penyakit dari wereng maupun penggerek batang bisa ditekan tetapi serangan tikus tetap diwaspadai,” terang Edi Suwarno. (nal)
Baca Juga: Ikut Panen Raya di Kawasan Agroforestry Ngawi, Kapolda Jatim Cicipi Nangka Jingga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News