JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Aksi pengeroyokan yang menyebabkan meninggalnya Abdullah Muzaka Yahya (15), santri PPDU (Pondok Pesantren Darul Ulum) Rejoso, Kecamatan Peterongan, Jombang berlangsung cukup sadis. Leher korban sempat dikalungi ikat pinggang, kemudian diseret. Selain itu, korban juga sempat dijatuhi barbel.
Benda tersebut dijatuhkan oleh salah satu pelaku dengan ketinggian sekitar satu meter. Sementara belasan santri lainnya terus menendang dan memukul korban. Pengakuan para pelaku itu terlontar saat Satreskrim Polres Jombang merilis kasus tersebut, Rabu (2/3/2016).
Baca Juga: 3 Remaja di Jombang Diringkus Usai Keroyok Pelajar
Tak hanya itu, para pelaku kemudian mengerjai korban dengan cara melumuri tubuh Abdullah dengan cat warna hijau. "Saya yang jatuhkan barbel ke tubuh korban, tapi hanya sekali," ujar NH (18), salah satu pelaku yang berasal dari Sampang.
Sedangkan pelaku yang melumuri tubuh Abdullah dengan cat warna hijau mengakui bahwa itu hanya sekedar untuk mengerjai korban.
Mengetahui korbannya tak berdaya dan muntah darah, para pelaku itu khawatir. Salah satu pelaku kemudian melaporkannya ke pengurus pondok. Namun mereka tidak berani jujur. Tubuh korban yang lebam dan muntah darah itu dilaporkan karena terluka setelah melihat konser musik.
Baca Juga: Dugaan Penganiayaan Polisi di Jombang, Begini Kronologinya
"Berdasarkan hasil otopsi, akibat dijatuhi barbel, lambung korban mengalami penggumpalan darah. Selain itu, terdapat penggumpalan darah pada bagian otak," ujar Kasatreskrim Polres Jombang AKP Wahyu Hidayat sembari mengatakan bahwa 13 pelaku tersebut punya peran berbeda dalam menjalankan aksinya.
Untuk diketahui, Abdullah Muzaka Yahya (15), warga Desa Paseban, Kecamatan Kencong, Jember, meregang nyawa setelah dikeroyok 13 temannya sesam santri di asrama pondok pesantren Rejoso, Kecamatan Peterongan, Jombang. Korban dianiaya di dua lokasi. Pertama, Abdullah dikeroyok oleh 6 orang di salah satu asrama, yakni Sabtu (27/2/2016) sekitar pukul 19.30 WIB.
Selang dua jam kemudian, korban kembali ke asrama yang di tempatinya. Namun ironis, di tempat itu sudah ada tujuh orang menunggu. Lagi-lagi, mereka mengeroyok korban hingga roboh bersimbah darah. Abdullah juga mengalami kejang-kejang dan mulut mengeluarkan busa.
Baca Juga: Pembunuhan Wartawan di Jombang, Polisi Ungkap Motifnya, Dilakukan dengan Sadis
Setelah tak berdaya, korban dilarikan ke rumah sakit. Meski sudah dilakukan upaya medis, namun korban tidak tertolong. Abdullah meninggal pada Minggu (28/2/2016) malam. (ony/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News