KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Target Pemerintah Kabupaten Kediri untuk merelokasi Para korban bencana alam tanah longsor lereng Gunung Wilis, tepatnya di Dusun Juron, Desa Blimbing, Kecamatan Mojo masih terkendala. Dari 63 Kepala Keluarga (KK) hanya 32 KK yang mau direlokasi.
"Kita terus melakukan sosialisasi pada mereka, baru 50 persen yang mau direlokasi. Sebenarnya targetnya selesai tahun ini," ungkap Kepala Bagian Humas Pemkab Kediri M Haris Setiawan.
Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa
Menurut Haris, ada beberapa alasan mereka enggan direlokasi. Di antaranya mereka tidak mau meninggalkan tempat tinggalnya dengan alasan peninggalan nenek moyangnya. Padahal meski mereka ikut direlokasi lahan mereka juga masih menjadi miliknya.
"Pemerintah juga menyediakan anggaran untuk pembangunan rumah mereka, per KK 20 juta, sedangnya untuk membantu mencukupi kebutuhan mereka ada di Dinsos," terangnya.
Sebelumnya Daniel Arisandi salah satu koordinator LSM mengaku jika warga tidak mau direlokasi karena lokasi yang disediakan pemerintah daerah (pemda) jauh dari kebun dan ladang. "Warga bersedia direlokasi, tetapi tidak jauh dari permukiman mereka. Sebab, di sana mereka mempunyai kebun. Kecuali memang direlokasi rumah dan kebun mereka sekaligus,” ungkap Daniel ketika dikonfirmasi beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Pjs Bupati Kediri Ikuti Senam Bareng Dinkes di Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-60
Dia menerangkan Kebun merupakan satu-satunya lahan mencari makan bagi para korban. Oleh karena itu warga enggan direlokasi meski sadar bahwa selama ini tinggal di kawasan yang rawan bencana.
Untuk diketahui, Pemkab Kediri telah menyediakan lahan seluas 1,250 Hektar untuk merelokasi warga yang tinggal di kawasan rawan bencana. Rencananya pemkab juga akan memberikan bantuan sebesar Rp 20 juta untuk pembangunan rumah baru mereka, dan Dinas Sosial Kabupaten Kediri juga telah menyiapkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka ditempat yang baru nanti. (rif/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News