Gerhana Matahari Besok: Bisa Nobar di Masjid Al Akbar, Siswa Belajar Bikin Alat Lihat GMT

Gerhana Matahari Besok: Bisa Nobar di Masjid Al Akbar, Siswa Belajar Bikin Alat Lihat GMT Sejumlah siswa SMP Al-Azhar 13 Surabaya melihat matahari menggunakan teleskop, di halaman sekolah, Senin (7/3). foto: devi fitri/ BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Warga Surabaya dan sekitarnya bisa menyaksikan momen langka fenomena matahari total melalui nonton bareng (nobar), di halaman Masjid Al Akbar atau Masjid Agung Surabaya (MAS), Rabu (9/3) besok. Acara nobar berlangsung mulai pukul 06.00 hingga pukul 09.00 WIB.

Nantinya akan disiapkan layar berukuran lebar kurang lebih 3 meter. "Bagi masyarakat yang ingin menonton, silakan datang ke MAS untuk menonton bareng," kata Wakil Ketua PWNU Jatim, Soleh Hayat, di Surabaya, Senin (7/3) dikutip dari metrotvnews.com.

Baca Juga: Kiai Asep Ungkapkan Makna Sholat Gerhana

Layar lebar itu diletakkan di halaman MAS. Layar terkoneksi dengan kamera khusus merekam proses . Surabaya, kata Soleh, merupakan satu dari beberapa kota di Jatim yang dilintasi matahari. Hanya saja, penampakan proses nya tidak total. "Hanya tampak sekitar 82,84 persen," ungkap Soleh.

Selain Surabaya, daerah di Jatim yang dilintasi matahari yaitu Banyuwangi, Probolinggo, Pamekasan, Malang, Bojonegoro, Kediri, Blitar, dan Madiun. Gerhana diprediksi dimulai pukul 06.21 WIB. "Gerhana terjadi lebih dari dua jam," kata Soleh.

Terpisah, Pengurus Wilayah Nahdlatul Uama (PWNU) Jatim melalui Lajnah Falakiyah NU (LFNU) mengajak masyarakat untuk melaksanakan shalat matahari atau dikenal dengan istilah khusuf secara berjamaah di Masjid Al Akbar.

Baca Juga: Gerhana Bulan Total, Kemenag Jember Imbau Masyarakat Lakukan Sholat Khusuf

Sekretaris LFNU Jatim, Afif Amrullah mengatakan pihaknya bekerjasama dengan takmir Masjid Nasional Al Akbar memfasilitasi masyarakat yang ingin melaksanakan shalat. Nantinya, shalat khusuf secara berjamaah akan langsung diimami oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim, KH Abdussomad Bukhori.

“Jarang sekali akan terjadi matahari total di Indonesia. Sebaiknya tidak terlewatkan sia-sia, harus dimanfaatkan dengan hal positif. Insya Allah dilaksanakan pukul 06.21 WIB,” kata Afif, Senin (7/3) di kantor PWNU Jatim.

Sesuai dengan hasil hisab LFNU Jatim matahari akan melewati beberapa wilayah di Jawa Timur di antaranya Banyuwangi dan sekitarnya akan mulai menyaksikan fenomena alam tersebut pukul 06:21:59 WIB sampai pukul 08:41:11 WIB atau dalam rentang waktu 02:19:12. Puncak atau maksimal terjadi pada 07:26:58 WIB dengan lebar sekitar 82,48 persen.

Baca Juga: Gerhana Bulan Total Pada 8 November 2022: Kaum Muslim Dianjurkan Sholat Khusuf

Wilayah Probolinggo dan sekitarnya akan mulai 06:21:30 WIB sampai 08:39:49 WIB selama 02:18:19. Saat maksimal terjadi pada 07:26:04 WIB dengan lebar sekitar 84,31 persen. Warga Pamekasan dan sekitarnya akan mulai menyaksikan sekitar 06:21:39 WIB sampai 08:40:59 WIB atau selama 02:19:20. Saat maksimal terjadi pada 07:26:39 WIB dengan lebar sekitar 86,15 persen.

Di sisi lain, fenoma GMT juga dimanfaatkan para siswa SMP Al Azhar 13 Surabaya untuk mendapatkan pengalaman berharga, dengan membuat alat sederha untuk menyaksikan GMT. Guru Fisika dan Robotika SMP 13 Al-Azhar, Hendro Yulius Suryo Putro menjelaskan, ini salah satu proses pembelajaran yang sangat terkait kompetensi tata surya bertepatan pada tanggal 9 Maret nanti ada matahari yang terjadi," jelasnya, Senin (7/3).

“Selain itu juga ada kegiatan membuat media kardus memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bahannya mudah ditemukan di rumah," terangnya.

Baca Juga: Penampakan Gerhana Matahari Cincin di Pamekasan Terhalang Mendung

Katanya, pembelajaran pertama yaitu adanya rasa syukur. Dan mengingatkan bahwa manusia merupakan bagian kecil dari alam. Kedua yaitu pembelajaran ilmiah bagaimana akibatnya dengan keadaan di bumi.

Dan ketiga pelajaran berharga terkait ilmu pengetahuannya. "Pada tanggal 9 Maret 2016 mendatang sekolah kami libur dan anak-anak dibebaskan melihat langsung dari rumah," tandasnya.

Di sisi lain komunitas pencinta Astronomi Indonesia Andi Sitti Maryam mengatakan, pihaknya menjelaskan kepada siswa tentang matahari didahului dengan pengenalan tata surya. “Disini kita melakukan sosialisasi bagaimana mengamati matahari yang aman, karena kalau kita melihat langsung berbahaya, mata kita kan fungsinya seperti lensa, mengumpulkan cahaya, memfokuskan, jadi kalau kita melihat langsung matahari itu bisa membuat retina kita terbakar,” beber alumnus ITB.

Baca Juga: Ratusan Jamaah Gelar Salat Gerhana Matahari di Masjid Agung Bojonegoro

Rizka Salma, siswa kelas 8 SMP Al Azhar 13 Surabaya mengatakan, ada ilmu pengetahuan baru untuk melihat matahari dengan media kardus. Peralatan yang disediakan ada kardus, lakban, gunting, aluminum foil dan jarum. "Caranya bagian bawah kardus dilakban rapat, setelah itu dilubangi berbentuk kotak kemudian ditutup aluminum foil dan dilubangi dengan jarum," ujarnya.

Cara penggunaannya dengan menghadapkan lubang kearah matahari dan pengamat melihat kearah proyeksi."Saya ingin mempraktikkan ini di rumah bersama keluarga kan nantinya tanggal 9 Maret 2016 sekolah libur," pungkasnya. (dev/dtc/jtm/sta)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO