SURABAYA (bangsaonline) - Kelompok pelajar, mahasiswa dan pekerja muda usia produktif mendominasi korban kecelakaan di Jatim. Prosentasenyamencapai 70 persen dari total korban kecelakaan, dan kebanyakan mereka menggunakan kendaraan roda dua (75,63 persen).
“Fenomena ini memprihatinkan mengingat terputusnya mata rantai generasi akibat mereka jadi korban kecelakaan lalu lintas. Pengguna motor mengisyaratkan bahwa strata ekonomi mereka tergolong menengah kebawah. Karena itu, kami terusmenyosialisasikan pentingnya hati-hati dalam berkendara,” ujar Kepala Jasa Raharja Wilayah Jatim, Armanda saat menjadi nara sumber Dialog Publik di Universitas Surabaya(Ubaya) Tenggilis, Rabu (7/5/2014).
Baca Juga: Terpengaruh Alkohol, Pengemudi Mercy di Jalan Kenjeran Surabaya Tabrak 3 Mobil dan Satu Meninggal
Hadir dalam dialog ini mayoritas mahasiswa fakultas hukum dan civitas akademika Ubaya, komunitas sepeda motor, LSM, dan utusan rumah sakit.
Banyaknya pengendara motor yang terlibat kecelakaan lalu lintas, menurut Armanda, karena kendaraan roda dua berupa sepeda m otor adalah media transportasi usia muda. Sayangnya, banyak yang menurut undang-undang belum diperbolehkan mengendarai sepeda motor, ternyata sudah bersepeda motor. Pengendara usia muda ini, bahkan tidak sedikit yang seenaknya berkendara.
“Mengamati penyebab dan dampak kecelakaan ini, sesungguhnya sangat menggugah kami dan lembaga-lembaga pemerintah lainnya. Makanya perlu pembenahan sarana dan infrastruktur termasuk solusi permanen utuk memecahkan persoalan lalu lintas. Dengan sosialisasi berupa sialog ini, kami harap menjadi pencegahan terjadinya lebih banyak korban kecelakaan, utamanya roda dua,” tandas Armanda.
Baca Juga: Nahas! Dua Pengendara Motor di Sidoarjo Tewas Usai Tertabrak Truk
Dalam dialog ini, banyak hal yang ditanyakan para mahasiswa. Seperti bagaimana proses santunan bagi korban kecelakaan lalu lintas, kecelakaan seperti apa yang mendapatkan santunan, dan lain sebagainya. Juga pertanyaan mengapa jasa raharja dimasukkan dalam program BPJS.
Armanda menjelaskan, santunan diberikan sesuai aturan, yakni bagi korban meninggal maupun korban yang dirawat di RS baik rawat inap maupun rawat jalan. Mekanisme bantuan ini hanya diberikan kepada korban kecelakaan maksimal Rp 10 juta. Namun kecelakaan seperti apa yang mendapat santunan, ada kriterianya. “Kecelakaan tunggal tidak mendapat santunan,” sebutnya.
Hingga triwulan pertama 2014, Jasa Raharja Wilayah JawaTimurtelah memberikan santunan bagi korban kecelakaan lalu lintas sebanyak Rp 74 miliar. Santunan paling banyak diberikan untuk korban luka-luka baik ringan maupun berat, yang dirawat di rumah sakit maupun rawat jalan. “Kami akan gencar melakukan sosialisasi mulai dari tingkat provinsi hingga tingkat kecamatan, untuk menekan angka kecelakaan,” pungkas Armanda.
Baca Juga: Diduga Karena Ban Meletus, Truk Pengangkut Telur Terguling di Tol Sidoarjo-Waru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News