BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian RI, Gatot Irianto melakukan kunjungan ke beberapa wilayah di Bojonegoro, Sabtu (2/4).
Kunjungan Gatot itu dalam rangka mengamankan gabah maupun beras petani yang akan melakukan panen. Beberapa wilayah yang dikunjungi di antaranya, Kecamatan Kalitidu, Kapas dan Kanor. Di wilayah itu sejak dua hari ini mulai melakukan panen raya padi.
Baca Juga: Tingkatkan Hasil Pertanian, Pemkab Bojonegoro Salurkan Bantuan Pupuk Subsidi dan Benih Padi
Ia meninjau beberapa lokasi itu didampingi Komandan Kodim 0813 Bojonegoro, Letkol Kav Donova Pri Pamungkas, Kepala Bulog Sub Divre III Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Efdal Marilius, Kadisperta Bojonegoro, Ahmad Djupari dan beberapa pejabat Pemkab lainnnya.
Menurut Gatot Irianto, kunjungan itu sekaligus mengamankan gabah petani. Selain itu membangun sistem dan mempraktikkan pembelian gabah dan beras di lapangan.
"Sepanjang harga gabah di bawah HPP (harga pembelian pemerintah), maka kami (pemerintah,red) wajib turun di lapangan membeli gabah maupun beras petani," ujar Gatot saat ditemui di Desa Bakung, Kecamatan Kanor, Bojonegoro.
Baca Juga: Diguyur Hujan Deras, Tanaman Tembakau Ratusan Petani di Bojonegoro Tergenang Air dan Mati
Menurutnya, hingga kini harga gabah petani masih jauh di bawah HPP yang diatur Inpres Nomor 5/2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, 17 Maret 2015 lalu dengan nilai Rp 3.700 untuk gabah dan Rp 7.300 untuk beras.
“Harga gabah petani saat ini di kisaran Rp 3.200 sampai Rp 3.400 per kilogramnya. Ini artinya, jauh dari HPP yang dipersyaratkan oleh Inpres itu," paparnya.
Mulai hari ini juga, pihaknya meminta Bulog Sub Divre III untuk melakukan pembelian gabah ke petani dengan harga di atasnya. Ia melarang para tengkulak untuk membeli gabah petani dengan harga di kisaran Rp 3.200 sampai Rp 3.400 per kilogramnya.
Baca Juga: Di Bojonegoro, Tikus Laku Rp 2.000 Per Ekor
"Danramil (komandan koramil) dan Bulog sudah diminta sama pak Dandim untuk mengunci dan mengikat harga gabah para petani yang akan panen, supaya gabahnya tidak dibeli para tengkulak," tandasnya.
"Tengkulak tidak boleh masuk ke wilayah yang sedang panen. Nomer satu pemerintah (yang membeli gabah,red) yang kedua baru yang lain," ujarnya.
Sementara itu, Kadisperta Bojonegoro, Ahmad Djupari mengatakan, pada bulan April ini pertanian padi yang siap panen seluas 39.000 hektare. Sedangkan pada bulan Maret kemarin seluas 21.000 hektare. Ia mengakui jika pada bulan Maret kemarin harga gabah rendah, selain itu rata-rata jug dibeli oleh para tengkulak.
Baca Juga: Petrokimia Gresik Kenalkan Pupuk Organik Cair OCA kepada Petani Bojonegoro
"Mulai awal bulan ini (April), gabah petani akan diserap langsung oleh pemerintah melalui Bulog, harganya pun lebih tinggi antara Rp 3.550 sampai Rp 3.600 per kilogramnya. Sebelumnya hanya Rp 3.400," urainya.
Sementara itu, target serapan gabah dari petani yang dibebankan pemerintah kepada Bulog Bojonegoro baru terserap sekitar 40%. Bulog jarang membeli gabah petani karena alasannya kualitasnya jelek. (nur/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News