JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Pasca proses autopsi terhadap jenazah Siyono yang dilakukan 9 orang dokter Muhammadiyah dan dokter Polri, ditemukan fakta yang berbeda dari pernyataan pihak polisi sebelumnya
Meski hasil autopsi masih belum keluar, namun ditemukan fakta bahwa jenazah Siyono sama sekali belum dilakukan autopsi. Demikian hal ini ditegaskan oleh Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil A Simanjuntak dalam rilisnya yang diterima BANGSAONLINE, Selasa (5/4) siang.
Dahnil menyebutkan bahwa temuan awal ini membantah pernyataan Brigjen Pol Agus Rianto yang mengatakan di salah satu media nasional bahwa Polri telah melaksanakan autopsi dan hasilnya menunjukkan Siyono meninggal karena luka akibat benturan di kepala.
Saat itu polisi juga menyebut luka yang timbul akibat Siyono melakukan perlawanan terhadap anggota Densus 88 saat di dalam mobil. Polri menyatakan bahwa pihaknya sudah melaksanakan penanganan Siyono sesuai Prosesur hukum.
"Semua itu terbantahkan. Jelas penanganan Siyono tidak sesuai prosedur," tegas Dahnil.
Dijelaskannya, fakta ilmiah hasil sementara outopsi menunjukkan tidak ada tanda-tanda Jenazah pernah dilakukan autopsi seperti dijelaskan Dokter Gatot, Ketua Tim Forensik yang juga didampingi Dokter forensik dari Polda Jawa Tengah.
"Temuan lainnya adalah kondisi jenazah Siyono pada dada dan bagian lainnya justru diakibatkan benda tumpul," ungkap Danhil.
Meski begitu, Danhil menyatakan masih akan menunggu uji mikroskopis atau uji lab. Pihaknya berjanji akan menyampaikan secara setelah hasil uji lab keluar.
"Dari keterangan-keterangan Brigjen Agus Pol atas Nama kepolisian, kami menilai telah beropini dan tidak didasari pemahaman hukum yg baik. Maka dari itu kami Muhammadiyah akan terus mengawal proses ini sampai selasai dan keadilan bagi keluarga bu Suratmi terungkap," pungkasnya. (jkt1/rev)