Tak Mau Tinggalkan Kota Surabaya, Risma Menolak Maju Pilgub DKI

Tak Mau Tinggalkan Kota Surabaya, Risma Menolak Maju Pilgub DKI Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam perjalanan menuju Taman Harmoni di Surabaya beberapa hari lalu. foto: viva

Jika nantinya Ahok mendapatkan lawan bukan dari kepala daerah, menurut Vermonte, rakyat akan sulit membandingkan rekam jejak calon lawan Ahok. Apalagi, Vermonte menilai pemilih di Jakarta merupakan pemilih yang rasional.

"Pemilih enggak bisa melihat dengan jelas apa standar-standar yang bisa membandingkan calonnya. Kalau calonnya sesama kepala daerah bisa lihat track record memimpin daerah. Maka bisa dibandingkan rasional," tuturnya.

Namun pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bhakti, berpendapat, terlalu riskan bagi PDI-P untuk mengusung Risma. Pasalnya, hingga saat ini belum ada satu pun hasil survei elektabilitas yang menunjukkan keunggulan Risma.

"Nyatanya, hingga saat ini Basuki Tjahaja Purnama masih lebih unggul secara elektabilitas," ujar Ikrar saat dilansir Kompas.com, Rabu (4/5).

Risma hanya unggul dalam hasil survei tingkat kesukaan masyarakat atas calon gubernur DKI Jakarta 2017 yang dirilis oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS) pada 25 Januari 2016.

Menurut hasil survei tersebut, Risma berhasil menduduki peringkat teratas dengan torehan 85,54 persen. Sementara itu Ahok berada di peringkat ketiga dengan raihan 71,39 persen.

Adapun dalam hasil survei elektabilitas yang dirilis Charta Politika pada 30 Maret 2016, Ahok masih di posisi tertinggi dengan angka 51,8 persen. Risma pun berada di peringkat ketiga dengan perolehan 7,3 persen.

Karenanya, Ikrar mengatakan, langkah yang paling realistis bagi PDI-P untuk Jakarta pada saat ini adalah tetap mengusung Ahok jika ingin menjadi partai penguasa di Ibu Kota.

"Politik itu jangan menggunakan emosi. Meskipun Ahok belakangan ini sering mengeluarkan pernyataan yang kurang mengenakkan bagi PDI-P, kan dia punya hasil kerja yang bisa dipertimbangkan," dukung Ikrar.

Dia menambahkan, kasus Risma berbeda dengan Joko Widodo pada 2012 lalu. Menurut dia, saat itu, Joko Widodo memiliki dukungan yang besar dari elemen masyarakat sipil di Jakarta sehingga dia layak diusung.

"Sekarang kan kita belum melihat dukungan Risma dari masyarakat sipil di Jakarta, beda sama Jokowi dulu," imbuh dia.

Sumber: detik.com/kompas.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Marah Lagi! Mensos Risma Bentak-Bentak Pendamping PKH, ini Tanggapan Gubernur Gorontalo':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO