JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Presiden Joko Widodo kembali marah mendengar namanya dicatut dalam urusan pencalonan Ketua Umum Partai Golkar yang akan berlangsung di Musyawarah Nasional Luar Biasa di Bali, 15-17 Mei 2016. Kemarahan Jokowi itu diungkapkan saat bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Senin, 9 Mei 2016.
"Presiden Jokowi sangat marah akibat dikatakan mendukung salah satu calon Ketua Umum Golkar. Jadi, itu sama sekali tidak benar," kata Jusuf Kalla, Selasa (10/3) di kantor Perum Bulog, Jakarta.
Baca Juga: Dukung Swasembada Pangan, Menteri ATR/BPN: Butuh Tata Kelola Pertanahan yang Baik
Sebelumnya beredar SMS yang menyebutkan pertemuan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan dengan pengurus Golkar. Dalam pertemuan itu, disebutkan Jokowi mendukung pencalonan Setya Novanto (setnov) sebagai Ketum Golkar dalam Munaslub Golkar yang akan berlangsung pada 15-17 Mei di Nusa Dua, Bali. Lalu Luhut membantah dirinya mencatut nama Presiden.
Menurut Kalla, tidak mungkin Presiden mendukung seseorang yang dulu justru mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden. "Masak, saya dan Presiden mendukung seperti itu," kata Kalla seperti dikutip tempo.co.
Seperti diketahui, Setya pernah terlibat kasus Papa Minta Saham, di mana Setya diduga mencatut nama Jokowi untuk meminta saham PT Freeport Indonesia.
Baca Juga: Siapkan Atribut, Anis Galang Dukungan Jadi Calon Ketua DPD Golkar Gresik
Jika Luhut mendukung Setya, kata Kalla, itu adalah hak pribadinya selama tidak membawa nama Presiden. "Saya minta kepada pejabat, siapa saja, apalagi di daerah, jangan mengembalikan posisi sama seperti Orde Baru, pejabat-pejabat itu perintah-perintah," kata Kalla.
Menurut Kalla, dalam pembicaraan empat mata yang berlangsung lama itu Jokowi memberi pesan sama sekali tidak berpihak dan mengunggulkan siapa pun dalam perebutan ketum Golkar. "Presiden Jokowi minta itu disiarkan, bahwa Presiden sama sekali tidak berpihak," kata Kalla. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News