JEMBER, BANGSAONLINE.com - BUMN pergulaan dan BUMN perbankan (BRI) melakukan terobosan bersama. Produknya berupa kartu tani yang akan diluncurkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kami berharap kartu tani ini punya pengaruh positif dalam peningkatakan pendapatan petani, sehingga petani meningkatkan kuantitas dan kualitas pasokan tebu ke pabrik gula yang pada akhirnya tercapai swasembada gula," kata Elia Massa Manik, Dirut Holding PT Perkebunan Nusantara (PTPN) di Jember, Kamis (19/5/2016).
Baca Juga: Program Kartu Tani di Bangkalan Tak Berjalan Maksimal, Baru 80 Ribu Kartu yang Tercetak
Dalam upaya mendorong antusisame kartu tani di kalangan petani tebu, secara khusus Elia membuka sarasehan digelar BRI, Petani dan PTPN XI - PG Semboro dengan tema "Sosialisasi Kartu Tani Indonesia untuk Sinergi Menuju Swasembada Gula Berdaya Saing" di Padepokan H.M. Arum Sabil, Tanggul, Jember.
Ikut mendapingi Elia Massa Manik dalam kunjungan itu, dirut PTPN X Subiyono, dirut PTPN XII Irwan Basri, serta dirut PTPN XI Dolly Pulungan.
Elia menegaskan, untuk mencapai swasembada gula, pabrik gula di lingkungan BUMN akan mendongkrak skala produksinya hingga dua kali lipat. "Kalau sekarang ini hanya produksi pabrik gula BUMN hanya 1,5 juta ton, dengan revitalisasi yang terus dijalankan maka produksi bisa mencapai 3 juta ton gula," kata Elia.
Baca Juga: Terkendala Distribusi, Manfaat Kartu Tani di Ngawi Diprediksi Efektif pada Tahun 2022
Dengan lonjakan produksi gula yang signifikan ini, menurut dia, butuh dukungan peningkatan pasokan tebu petani. "Petani harus terus mempunyai keyakinan untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas jumlah tebunya," kata Elia.
Sementara Dirut PTPN XI Dolly Pulungan mengatakan, berbagai upaya mencapai swasembada gula terus disiapkan. Selain dengan kartu tani, pihaknya bersama Asosiasi Petani Tebu rakyat atau APTRI ada program radikalisasi tanaman.
"Saya sudah bicara dengan petani dan Pak Arum Sabil soal radikalisasi produksi tebu di 40 ribu hektar di lingkungan PTPN XI, melalui pendekatan baru dalam pembiayaan dan termasuk adanya kartu tani ini. Sehingga harapannya ada lonjakan produksi tebu, dari kisaran sekarang 76 ton per hektar menjadi 100 ton per hektar, karena tanah HGU PTPN XI sudah di atas 100 ton/hektar," papar Pulungan.
Baca Juga: Kartu Tani Rumit, Toko Penjual Pupuk Bersubsidi di Batu Mulai Kendur
Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) H.M Arum Sabil menjelaskan, terobosan kartu tani ini memang sangat menarik. "Ini sejalan dengan Nawacita Presiden Jokowi, karena selain ada upaya menyehatkan rakyat dengan kartu sehat, sekarang ada kartu tani untuk kesejahteraan petani yang notabene lebih separuh dari total penduduk Indonesia," tutur Arum Sabil.
Ke depan, kata Arum, kartu tani ini juga akan dikembangkan bukan hanya untuk petani tebu tapi petani berbagai komoditi, peternak dan nelayan. "Memang pilot project petani tebu, yang notabene ada sekitar 1,2 juta orang, yang hampir separuhnya ada di Jatim," ujar HM Arum Sabil yang juga wakil ketua bidang pemberdayaan petani di Himpunan Kerukuan Tani Indonesia (HKTI) Pusat.
Diakuinya, dengan adanya kartu tani, banyak kemudahan yang didapat. Bukan hanya dalam hal pengumpulan data, tapi juga pendanaan karena kartu tani tersebut akan berfungsi sebagai ATM yang bisa digunakan di bank-bank ditunjuk, diantaranya BRI. "Sehingga kita sampaikan ke petani, kalau mereka akan terdata, termasuk akan mendapatkan berbagai fasilitas lainnya. Dan diharapkan kartu tani ini tidak disalahgunakan karena bantuan dan program pemerintah nantinya ada basis datanya yaitu kartu tani ini," papar Arum Sabil. (*)
Baca Juga: Kartu Tani BNI, Jaminan Para Petani Ngawi Dapatkan Pupuk Subsidi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News