Program Kartu Tani di Bangkalan Tak Berjalan Maksimal, Baru 80 Ribu Kartu yang Tercetak

Program Kartu Tani di Bangkalan Tak Berjalan Maksimal, Baru 80 Ribu Kartu yang Tercetak CHK Karyadinata, Kabid Sarpras Pertanian Dispertahortbun Bangkalan.

BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (Dispertahortbun) Bangkalan, belum mampu maksimalkan program sebagai alat penebusan pupuk subsidi. Terbukti, program yang dicanangkan sejak tahun 2020 itu hingga saat ini belum terealisasikan.

Kepala Bidang (Kabid) Sarana dan Prasana (Sarpras) Pertanian , CHK Karyadinata, mengungkapkan pihaknya terkendala pencetakan . Dari total 125 ribu yang terdaftar dalam elektronik rencana definitif kebutuhan kelompok (e-RDKK), hanya 80 ribu yang sudah selesai cetak.

Baca Juga: Mahasiswa Hingga Rektor UTM Unjuk Rasa, Desak Polres Bangkalan Hukum Mati Pelaku Pembakar Mahasiswi

"Yang mencetaknya itu bank BNI selaku pihak perbankan yang bekerja sama dalam program . Sejauh ini baru sekitar 80 ribuan yang sudah tercetak," ungkapnya saat dikonfirmasi BANGSAONLINE.com, Senin (30/1/2023).

Menurutnya, kartu yang sudah dicetak tersebut belum bisa digunakan. Sebab, mesin electronic data capture (EDC) yang digunakan untuk menggesek kartu belum tersedia di kios. Sehingga, penebusan pupuk masih menggunakan cara manual.

"Jadi, sampai dengan saat ini penebusan pupuk masih menggunakan metode lama, masih menggunakan form," imbuh Karyadinata.

Baca Juga: Dewan hingga Akademisi Desak Polisi Jerat Pembunuh Mahasiswi di Bangkalan dengan Hukuman Mati

Meski program belum berjalan, ia memastikan tidak ada kendala dalam pemenuhan kebutuhan pupuk petani. Sebab, tanpa kartu tersebut petani masih bisa melakukan penebusan pupuk menggunakan metode lama.

"Yang terpenting itu kan pupuk subsidi masih tersalurkan, kebutuhan petani masih terakomodir. Tidak ada kendala dalam penyaluran, semua petani yang terdaftar di e-RDKK masih bisa mendapatkan pupuk," tegasnya.

Dikatan oleh Karyadinata, di Bangkalan ada 1.180 kelompok tani (poktan) yang terdaftar di instansinya. Setiap kelompok sudah ada jatah kuota pupuk dalam setahun, disesuaikan dengan luas lahan pertaniannya.

Baca Juga: UTM Kawal Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswi Fakultas Pertanian

"Kami berharap supaya pihak BNI segera menyelesaikan cetak , supaya segera bisa dimanfaatkan. Karena meskipun sudah ada yang selesai, pemanfaatannya tetap menunggu selesai semua," pungkasnya. (fat/uzi/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Semakin Ketat, Penyekatan Jembatan Suramadu Dilakukan di Dua Sisi ':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO