Pihaknya menyadari jika masyarakat Kabupaten Karo memiliki kultur agraris dengan bercocok tanam sehingga hampir semua aset berada di lokasi zona merah. Namun masyarakat juga perlu mementingkan keselamatan jiwa sehingga harus mematuhi peringatan pemerintah dan Satgas Penanganan Erupsi Gunung Sinabung.
Selain meningkatkan sosialisasi mengenai tingkat keamanan, pihaknya juga mengharapkan Pemkab Karo untuk membangun komunikasi dengan masyarakat guna memberitahukan kondisi yang ada.
"Jika aman, warga bisa memetik hasil tanamannya," katanya.
Sebagai program jangka panjang, ujar Mensos, pemerintah akan mempersiapkan early warning system guna mengetahui perkembangan aktivitas Gunung Sinabung. Ketika ada tanda-tanda aktivitas vulkanologi, masyarakat bisa mengikuti prosedur evakuasi seperti yang disosialisasikan Satgas Penanganan Erupsi Gunung Sinabung.
Di sisi lain, seorang warga Desa Gamber berinisial CBT (63), korban terkena awan panas erupsi Gunung Sinabung yang saat ini masih dirawat di RSUP H Adam Malik Medan, segera diamputasi.
"Kita cuma menunggu izin persetujuan operasi dari pihak keluarga CBT. Hal ini harus secepatnya dan mengingat kaki korban semakin membusuk," ujar Kabid Pelayanan Medis RSUP H Adam Malik Medan, dr Qodri Fauziah Tanjung, SpAn.
Bagian kaki korban, menurut dia, mengalami luka bakar serius hingga mencapai 60 persen dan bila terus dibiarkan dapat membahayakan keselamatan diri warga tersebut.
Oleh karena itu, katanya, tim medis RSUP Adam Malik Medan telah menyarankan kepada pihak keluarga korban agar CBT secepatnya menjalani operasi amputasi. Namun, surat izin dari pihak keluarga belum juga dikirimkan. (det/bbc/tic/mer/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News