Dinasti Politik Jokowi Disorot, Presiden Pertama yang Punya Anak dan Menantu Wali Kota

Dinasti Politik Jokowi Disorot, Presiden Pertama yang Punya Anak dan Menantu Wali Kota Presiden Joko Widodo bersama istri, anak, menantu dan cucunya. Foto: instagram

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Niat Kaesang Pangarep menjadi calon Wali Kota Depok mendapat sorotan banyak pihak. Termasuk media di Jakarta.

“Dinasti politik Joko Widodo bakal menguat seiring dengan niar Kaesang menjadi calon Wali Kota Depok,” tulis Majalah Tempo edisi terbaru, 3 – 9 Juli 2013.

“Presiden Joko Widodo memberi jalan anak bungsunya, Kaesang Pangarep menjadi kepala daerah menyusul dua kakaknya, dan Boby Nasution. Partai dan relawan bersiap di belakang politik dinasti,” tulis Tempo lagi di sampulnya.

Menurut Opini Tempo, Jokowi adalah presiden pertama yang memiliki anak dan menantu wali kota. Presiden Jokowi, tulis Tempo, bisa saja berkilah keikutsertaan anak dan menantunya dalam pemilihan kepada daerah tak menyalahi aturan dan merupakan hak setiap warga negara. “Namun, tak bisa dimungkiri, ketika seorang presiden menjadi patron bagi sanak keluarganya yang maju dalam pilkada, mereka akan mendapat keuntungan dan kemudahan dibanding kandidat lain,” tulis Tempo.

Majalah yang terbit di Jakarta itu menulis bahwa mobilisasi aparatur sipil negara, warisan jaringan politik, dan sokongan finansial adalah pelbagai “keuntungan” yang dimiliki kandidat kepala daerah dari dinasti politik.

“Dalam sistem birokrasi patron-klien, restu Jokowi terhadap anak-anaknya bisa diterjemahkan sebagai perintah kepada birokrasi dan aparatur pemerintah lain agar mendukung.

Lalu apa masalahnya? “Sejumlah studi menyebutkan dinasti politik juga dekat dengan korupsi,” tulis Tempo.

Kekuasaan yang dihimpun di tangan satu keluarga membuka sikap permisif pemegang kekuasaan untuk melanggar tata kelola,” tulis Tempo lagi.

Tempo menyebut bahwa riset Nagara Institute menemukan bahwa 57 kandidat dari dinasti politik dipilih rakyat dalam pilkada 2020, termasuk Gibran dan Bobby.

“Dinasti politik Jokowi tak hanya mengoyak etika politik, tapi juga sekaligus merusak demokrasi,” tulis Tempo. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Gara-Gara Klakson Berakhir Penganiayaan di Medan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO