Eks Danjen Kopassus: Luhut Rakus, Penjilat, Pernah Sindir Prabowo Tentara Dipecat Mau Jadi Presiden

Eks Danjen Kopassus: Luhut Rakus, Penjilat, Pernah Sindir Prabowo Tentara Dipecat Mau Jadi Presiden Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: CNBC/Suara.com

JAKARTA, BANGSAONNLINE.com – Mantan Danjen Kopassus Mayor Jenderal TNI (Pur) Soenarko membongkar sepak terjang Jenderal TNI (Kehormatan) Luhut Binsar Pandjaitan yang kini Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN).

Soenarko kesal karena Luhut Binsar Pandjaitan dianggap bermulut besar dan selalu mengancam warga Indonesia yang mengiritiknya. Bahkan Luhut menyebut para seniornya di TNI kampungan gara para jenderal itu – termasuk Soenarko - mendesak agar Gibran Rakabuming Raka dilengserkan.

“Dia (Luhut) ngomong kita kampungan, karena itu saya katakan, Luhut ini manusia pembohong, penjilat yang sangat rakus atau serakah,” tegas Mayor Jenderal TNI (Purn) Soenarko dikutip dari akun Youtube Refly Harun bertema “Blak-blakan Bange! X-Danjen Kopassus Soenarko : Luhut Pembohong & Penjilat! Ada Masalah Apa?, Selasa, 13 Mei 2025.

Soenarko juga mengungkap bahwa Luhut pernah melontarkan sindiran terhadap Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.

“Dulu waktu 2019 Luhut menyindir Prabowo, dia bilang tentara dipecat masa mau jadi presiden. Ya nggak lah,” kata Soenarko.

“Itu sebetulnya masalah yang bisa kita baca, siapa itu Luhut,” kata Soenarko kemudian.

Yang juga menarik, Soenarko juga menyinggung isu saat pandemi Covid-19. Saat itu Luhut mendapat kritik keras dari pengamat dan masyarakat karena perusahaannya diduga berbisnis alat kesehatan.

Mayjen TNI (Purn) Soenarko. Foto: Dok. Tempo

Menurut dia, semula Luhut membantah dengan berbagai alasan. 

“Dia bantah dengan segala macam kata-kata yang luar biasa. Saya tentara lah segala macam. Kemudian dibuktikan oleh para pengkritik itu. Habis itu dia keluarkan pernyataan bahwa itu hanya mencari dana untuk kegiatan sosial,” kata Soenarko.

“Dikejar lagi bahwa bukan untuk kegiatan sosial saja itu yang begitu besar. Kemudian dia diam, (dan) ketahuan bohongnya kan,” beber Soenarko.

Soenarko juga mengingatkan kembali klaim Luhut pada Pilpres 2024. Menurut Soenarko, saat itu Luhut mengklaim memiliki Big Data ratusan juta rakyat Indonesia menginginkan Jokowi tiga periode.

“Dia mengatakan saya punya Big Data sekian ratus juta rakyat Indonesia menghendaki Jokowi tiga periode. Dikejar mana itu Big Data, nggak ada. Dan dia pernah ribut sama Said Didu. Said Didu bilang, oke kalau mau minta data saya, kita bikin forum terbuka, bingung dia karena pembohongnya saja,” ungkap Soenarko.

Karena itu Soenarko minta agar masyarakat memberi cermin besar kepada Luhut agar dia bisa bercermin diri, siapa sebenarnya dirinya.

“Saya pernah bilang ada nggak yang bisa memberikan dia (Luhut) cermin besar agar dia bisa bercermin. Kalau kata orang zaman dulu di seberang lautan kelihatan gajah di pelupuk mata nggak kelihatan,” kata Soenarko.

Menurut Soenarko, Luhut sangat keterlaluan.

“Luhut sudah sangat keterlaluan dan memang harus disampaikan kepada masyarakat. Luhut ini kan mulutnya besar kali ngancam sana ngancam sini. Dia itu merasa paling pintar merasa paling berjasa merasa paling suci di negara ini,” tambah Soenarko.

Pria berkumis tebal itu mengaku benar-benar kesal dan kecewa terhadap Luhut, terutama karena orang kepercayaan Jokowi itu tidak mampu menerima kritik dari banyak pihak di negara yang menjunjung tinggi demokrasi ini.

“Semua kalau ada orang yang mengkritik, berbeda pandangan dengan dia, kalau nggak dia bilang kampungan, larilah kau ke luar negeri, yang jelas harus tidak boleh ada yang melanggar konstitusi emangnya dia enggak melanggar konstitusi,” ujar Soenarko.

Soenarko kemudian menyinggung tentang jabatan Luhut di era Presiden Jokowi.

"Dia tuh di mana-mana disebut sebagai menteri segala urusan. Saking rakusnya pada jabatan dia terus ngomong kita kampungan katanya," kata Soenarko.

"Nah, karena itu saya katakan Luhut ini manusia pembohong, penjilat yang sangat rakus. Saya tambah lagi sangat rakus atau serakah," tegas Soenarko.

"Kemudian menjilat pada era-era dia jadi menterinya Jokowi, dia pernah mengatakan, "Silakan mungkin Pak Repli googling ada itu pasti." Hm. Beruntunglah bangsa Indonesia ini punya presiden seperti Jokowi. Kalau jadi tentara itu jadi Kopasus. Ini kan penjilat kan? Menjilat kan?," ungkap Soenarko.

Sumber: Rmol/tribunebengkulu