JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Dua rumah berdinding bambu yang ada di lapangan Pemkab Jombang terbakar, Rabu (25/5). Kencangnya hembusan angin membuat api semakin berkobar dan melahap seluruh isi rumah tersebut. Api sangat sulit dijinakkan karena sebagian besar rumah tersebut terbuat dari bambu.
Beruntung, sebuah mobil PMK (Pemadam Kebakaran) mendatangi lokasi. Sejumlah petugas langsung turun guna melakukan pemadaman. Warga yang ada di sekitar lokasi hanya bisa menonton. Tidak kurang dari satu jam, petugas PMK berhasil memadamkan api tersebut.
Baca Juga: Amankan PAD, Pemkab Jombang Segel Sejumlah Tower BTS Tak Berizin
Kebakaran yang melanda dua rumah di lapangan pemkab itu bukan peristiwa sebenarnya. Namun hanyalah simulasi yang digelar oleh BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jombang. Sedangkan yang dilatih simulasi tersebut sebanyak 125 perserta dari perwakilan pondok pesantren yang berada di Kabupaten Jombang.
"Dengan adanya pelatihan dan simulasi ini, kami berharap musibah kebakaran di Jombang bisa diminimalisir terutama di kawasan pondok. Karena dari tahun ke tahun angka kebakaran di Jombang terus mengalami peningkatan," kata Kepala BPBD Jombang, Nur Huda, saat berada di lokasi.
Nur Huda menjelaskan, simulasi yang digelar kepada para peserta meliputi kebakaran kecil, sedang, hingga kebakaran dengan skala besar. Untuk kebakaran kecil, para peserta mempraktikkan secara bergantian pemadaman dengan menggunakan karung basah. Sedangkan penanggulangan kebakaran tingkat sedang dilakukan dengan menggunakan tabung penyemprot.
Baca Juga: Hasil Operasi 2024 Polres Jombang, Ribuan Botol Miras Berbagai Merk Dimusnahkan
Terakhir simulasi kebakaran dua rumah terbuat dari bambu. Untuk memadamkan rumah tersebut dilakukan dengan mendatangkan mobil PMK. "Kita sengaja mengundang perwakilan Pondok Pesantren. Karena di tempat-tempat itulah terdapat konsentrasi manusia," kata Huda mengungkapkan.
Nur Huda juga mengatakan bahwa terjadinya kebakaran di Kabupaten Jombang selama ini dipicu oleh faktor manusianya. Semisal, korsleting listrik atau kelalaian menyalakan obat nyamuk bakar. Sedangkan titik-titik yang rawan terjadinya kebakaran adalah pemukiman padat penduduk.
Tanggapan peserta kegiatan simulasi sangat antusias. “Saya mendapatkan ilmu dan keterampilan tentang penggunaan alat pemadam kebakaran ringan (ampar) dan juga mengunakan alat tradisional seperti kain yang di basahi dengan air. Dan dalam menangani kebakaran tidak perlu panik namun harus sigap, cepat dan mengutamakan keamanan," tutur Ibnati Muta Hidah (17) peserta dari Pondok Pesantren Tambak Beras Jombang. (ony/dio/rev)
Baca Juga: Dorong Perekonomian, Disperkim Jombang Bangun Jalan Penghubung Antar Desa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News