SUMENEP, BANGSAONLINE.com – Padi seluas 10 hektare di Desa Nambako, Kecamatan Saronggi, kembali terendam banjir setelah diguyur hujan lebat selama 8 jam. Petani terancam merugi lagi, sebab padi yang baru beberapa minggu ditanam itu bisa dipastikan membusuk.
Di wilayah tersebut memang berpotensi genangan banjir tiap turun hujan lebat. Hal itu diakibatkan saluran pembuangan air terlalu sempit, juga lahan serapan yang terus menyusut gara-gara dibangun perumahan dan pertokoan.
Baca Juga: Koramil Manding Dukung Program PAT di Desa Manding Laok
Salah satu petani setempat, Mufid, mengeluhkan kondisi itu. Katanya, genangan banjir semacam itu sudah berlangsung selama lima tahun. Dan anehnya tidak ada upaya apa pun dari pemerintah setempat agar genangan banjir seperti itu tidak terus terulang ketika musim hujan.
“Tiap musim hujan, kami selalu dihantui perasaan was-was,” tuturnya, Selasa (31/5).
Menurut Mufid, tanaman miliknya sudah tidak bisa diselamatkan. Penyebabnya, padi miliknya baru berumur bebepa minggu yang batangnya belum tinggi, sehingga sangat mudah direndam banjir. Semantara susutnya banjir masih membutuhkan waktu lebih dari 24 jam, sehingga padi bisa dipastikan membusuk.
Baca Juga: Bupati Sumenep Ajak Petani Kreatif untuk Tingkatkan Produktivitas
Dia berharap segera ada saluran pembuangan yang bisa menampung debit air hujan lebat. Jika tetap dibiarkan begitu saja, maka petani tiap kali musim hujan dipastikan selalu rugi.
“Kami berharap agar langkah yang diambil pemerintah, sehingga kami tidak selalu menanggung rugi tiap kali memasuki musim hujan,” harap Mufid.
Agar tidak hilang sia-sia, lanjut Mufid, batang tanaman padi yang terendam itu ditebas sekalian untuk kebutuhan pakan ternak sapi. Tidak hanya padi miliknya saja, tapi juga milik petani lain yang kebetulan memiliki hewan ternak.
Baca Juga: Tim KP3 Sumenep Lakukan Monitoring dan Evaluasi hingga Gudang Penyangga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News