Salah Pola Tanam, Petani Tembakau di Sumenep Sering Rugi

Salah Pola Tanam, Petani Tembakau di Sumenep Sering Rugi Petani tembakau saat sedang mencangkul. foto: ilustrasi

SUMENEP, BANGSAONLINE.com – Pola tanam tembakau yang digunakan petani di Sumenep selama ini sering keliru, sehingga berakibat pada harga jual. Selama ini banyak petani memanen tembakau sebelum tiba masa panen. Hal itu dilakukan guna mengejar untung besar karena terpengaruh pedagang yang bergerilya.

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Sumenep, Joko Suwarno, menjelaskan tembakau yang dipanen sebelum tiba masanya dipastikan akan berkualitas jelek, dan jelas hal itu berpengaruh pada harga jual.

Baca Juga: Koramil Manding Dukung Program PAT di Desa Manding Laok

“Kalau sudah jelek, harga jual akan rendah,” paparnya, Selasa (31/5).

Selain itu, ungkap Joko, tanah juga berpengaruh terhadap kualitas tembakau. Dia memaparkan, tanah yang bagus ditanami tembakau hanya di daerah pebukitan, bukan di areal persawahan. Kualitas tembakau di pebukitan bisa dipastikan bagus, tapi sebaliknya dengan tembakau di persawahan.

“Kita ketahui kan bahwa di sawah juga ditanami tembakau, padahal kualitasnya pasti jelek,” terangnya.

Baca Juga: BPRS Bhakti Sumekar Luncurkan Program Teranyar, Pembiayaan Tanpa Jaminan untuk Aparatur Desa

Penanaman tembakau di persawahan, lanjut Joko, disebabkan oleh keinginan petani mendulang hasil banyak. Padahal apa yang dilakukan justru akan mendatangkan rugi besar, karena kualitas tembakau yang dihasilkan tidak akan sesuai keinginan pabrikan.

Sebab itu, dia berharap petani tidak lagi memanen tembakau selama masih belum tiba waktu panen, juga tidak menggunakan sawah untuk penanaman tembakau. Jika hal itu tetap dilakukan, Joko yakin petani tetap akan mengalami kerugian besar. (mat/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO