TANGERANG, BANGSAONLINE.com - Pemerintah terus membenahi sarana dan prasarana di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta. Fasilitas di bandara internasional itu pun dibuat secanggih mungkin mengingat Bandara Soetta merupakan bandara terpadat di dunia setelah Bandara Changi, Singapura.
Fasilitas terkini yang dimiliki mampu mendeteksi bom melalui bagage handling system (BHS) level lima. Bukan hanya itu, airport security system (ASS) yang disandang pun mampu mendeteksi wajah penumpang yang masuk dalam daftar pencarian orang alias DPO aparat kepolisian.
Baca Juga: Kemenag Beri Fasilitas Fast Track Kepada 55.321 Jemaah Haji 2023 di Bandara Soekarno-Hatta
Terminal sepanjang 2,4 kilometer dengan luas 43 ribu meter persegi ini juga dilengkapi fully Intelligence Buiding Management System (IBMS).
Teknologi yang berfungsi mengatur pengeluaran air, listrik dan lainnya, membuat terminal yang digadang-gadang bakal menandingi Bandara Changi, Singapura tersebut memiliki bangunan berkonsep ramah lingkungan.
Kelebihan lain yang dimiliki adalah teknologi pengolah air hujan menjadi air bersih, dan teknologi recycle water system, yang dapat mengolah air toilet untuk kembali dijadikan air toilet. Tidak ketinggalan ada pula teknologi pencahayaan yang mengatur terangnya sinar lampu sesuai dengan kondisi cuaca.
Baca Juga: Lion Air JT330 Alami Gangguan Mesin: Para Penumpang Ucap Rasa Syukur Saat Pesawat Dapat Mendarat
Kendati masih menyisakan pekerjaan, terminal 3 Ultimate dalam waktu dekat akan melayani penumpang mudik lebaran. Maskapai penerbangan Garuda Indonesia menjadi satu-satunya maskapai yang akan melayani penumpang melalui terminal 3 ultimate.
Untuk memuluskan perjalanan tersebut, PT Angkasa Pura II (Persero) kembali melakukan simulasi operasional di Bandara Soekarno-Hatta, khususnya terminal 3 Ultimate.
Kali ini, simulasi melibatkan lima puluh orang. Lima puluh orang itu diumpamakan sebagai penumpang pesawat.
Baca Juga: Gubernur Khofifah Ganti Masker 5 Kali, Kiai Asep: Corona Melanda karena Kita Kotor
Simulasi yang bermula dari pintu masuk dengan pemeriksaan barang bawaan pada mesin x-ray, berlanjut ke simulasi lainnya.
"Kami lakukan kembali simulasi internal, ada pihak Angkasa Pura II dengan stakeholder yang terkait, ada Garuda Indonesia untuk check-in, kemudian ground handling dari Gapura Angkasa," kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi di Terminal 3 Ultimate, Tangerang.
Budi mengklaim, selama uji coba saat ini semua alat-alat berfungsi dengan normal dan kegiatan masuknya penumpang dari pintu masuk hingga ruang tunggu berjalan dengan baik.
Baca Juga: Mengulik Keindahan Bandar Udara Indonesia Bersama Xpress Air
"Simulasi saat ini untuk tujuan Solo dan saya mengamati dari titik check-in berlangsung baik, pemeriksaan juga cukup baik," ucap Budi.
Pengoperasian Terminal 3 Ultimate pada tahap pertama, akan melayani pemudik lebaran tahun ini pada 20 Juni 2016 mendatang, di mana beberapa penerbangan Garuda Indonesia akan dipecah antara Terminal 2F dan Terminal 3 Ultimate.
"Sedangkan digunakan secara penuh, pada Maret 2017, jadi semua penerbangan internasional dan domestik (khusus Garuda Indonesia) pindah ke Terminal 3 Ultimate, dan kereta bandara juga sudah diselesaikan," jelasnya.
Baca Juga: Ditangkap Polisi di Bandara Soekarno-Hatta, Terduga ISIS Ketakutan
Pihak Angkasa Pura II telah melayangkan usulan ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menaikkan biaya passenger service change (PSC) atau airport tax, domestik menjadi Rp 125 ribu dan internasional Rp 250 ribu.
Ia berharap, kenaikan airport tax tersebut sudah dapat direalisasikan sebelum melayani pemudik tahun ini.
"Ini kami usulkan kepada Kemenhub, yang namanya PSC itu cost recovery, cost dibutuhkan dalam menangani penumpang internasional kan lebih banyak kegiatannya, ada imigrasi dan kegiatan lainnya," paparnya.
VP Ground Service Garuda Indonesia Fikri Ilman mengatakan, Garuda Indonesia hanya akan melayani tiga destinasi di terminal 3 Ultimate untuk penumpang pemudik lebaran.
"Kami menghitung yang risikonya paling kecil, kemungkinan Yogyakarta, Solo dan Semarang. Lainnya masih di Terminal 2," ucap Fikri.
Fikri menjelaskan, tiga destinasi tersebut memiliki frekuensi penerbangan sebanyak 23 penerbangan, sehingga diperkirakan nantinya akan ada 4 ribuan penumpang per hari mulai pada 20 Juni 2016.
Untuk itu, dibutuhkan sedikitnya lima konter untuk melakukan check in, dan empat gate agar tidak terjadi penumpukan pemudik.
"Besok kami akan melakukan uji coba lagi, semua yang kami inginkan agar kegiatan saat mudik berjalan lancar pada 6 Juni 2016, masih 60 persen, dan besok semuanya harus 100 persen berjalan normal," tutur Fikri.
Ada beberapa syarat yang diinginkan Garuda pindah ke Terminal 3 Ultimate sebelum lebaran. Fikri merincikan, sistem check-in, transportasi penunjang penumpang, tempat kedatangan, eskalator, marka tempat pesawat turun dan lepas landas, tenan restoran, lift, pintu masuk dan lainya harus berfungsi secara normal.
"Ada 10 syarat yang harus sudah beroperasi normal, ketika Garuda pindah ke sini, jadi tujuh hari sebelum beroperasi sudah 100 persen. Karena saat ini kan masih banyak pekerja, alat-alat yang bisa membahayakan penumpang, banyak debu dan lainnya," katanya. (trb/kcm/tic/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News