Kampung Organik, Menjadi Tujuan Wisata Alternatif di Kabupaten Bondowoso

Kampung Organik, Menjadi Tujuan Wisata Alternatif di Kabupaten Bondowoso Ketua Lembaga LaDewi, Baidhawi berbincang-bincang dengan pengunjung Desa Wisata. Foto: yogik mz/BANGSAONLINE

BONDOWOSO (bangsaonline) - Menikmati liburan dengan mengunjungi obyek wisata berpanoramaindah, barangkali sudah jamak dilakukan. Namun, berwisata sambil belajar bercocok tanam dengan pola organik. mungkin bisa dijadikan alternatif mengisi libur.

Desa Lombok Kulon, salah satu desa yang ada di Bondowoso yang mengusung konsep kampung organic yang telah dinobatkan sebagai Desa . Di desa yang terletak di Kecamatan Wonosari ini, hampir semua produk hortikultura maupun buah-buahan yang ditanam warga desa menggunakan pola organik.

Baca Juga: Destinasi Wisata Terpopuler di Jepang: Panduan Lengkap untuk Liburan Anda

Bukan cuma itu saja. Di desa yang berjarak sekitar 15 kilometer dari pusat kota Bondowoso, ini juga terdapat sekitar 40 kolam ikan yang membudidaya ikan gurami, nila, dan patin. Semua juga dikelola secara organik.

“Sajian kuliner di desa ini semuanya serba organik. Mulai dari beras, sayuran, buah-buahan hingga ikan air tawar yang kami sajikan merupakan hasil produksi warga desa,” ujar Baidhawi, Ketua Lembaga Desa (La Dewi) kemaren.

Menurutnya, LaDewi adalah kelompok masyarakat yang mengelola Desa ini. Yang anggotanya berjumlah sekitar 125 orang terdiri dari para pemuda dan pelajar desa setempat. Merekalah yang memandu para pengunjung menyusuri sudut-sudut desa.

Baca Juga: Geliatkan Wisata Pasca Pandemi, JTP 3 Gelar Dino Night Run

Baidhowi menambahkan, ada 4 kluster sebagai penunjang kegiatan Desa tersebut. Yakni, kluster sumber daya manusia (SDM), pertanian, perikanan, atraksi, dan kuliner. Masing-masing kluster berperan sesuai dengan minat wisata pengunjung.

“Selain berwisata menikmati suasana pedesaan yang tampak asri dan hijau, pengunjung juga bisa belajar secara langsung pada warga desa. Diantaranya, tentang budidaya ikan koi, pembuatan pupuk, pembuatan pakan ikan, maupun budidaya holtikultura. Semuanya dilakukan secara organic,” tambah pria yang murah senyum ini .

Selain itu, menurut Baidhawi desa wisata ini juga memiliki lahan sawah pecontohan seluas sekitar 25 hektar. Sawah ini dikelola dengan menggunakan pola cocok tanam organik murni. Artinya, selain tanpa menggunakan pupuk kimia, air yang digunakan untuk mengairi sawah ini juga berasal dari sumber air.

Baca Juga: Wisata Sunrise Hill Gedong Songo Semarang, View Bukit Indah dan Harga Tiket di Bulan ini

Pada hari-hari tertentu, pengunjung bisa langsung turun ke sawah untuk melihat secara langsung pola cocok tanam. Bahkan, jika mau, pengunjung juga bisa turut membajak lahan maupun menanam padi.

“Kami sudah dapat sertifikasi dari Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman (LeSOS) sebagai kawasan dengan sistem produksi organik,” imbuh Baidhawi, saat berbincang dengan Harian Bangsa.

Setelah puas berkeliling di Desa , pengunjung bisa juga mecoba bermain tubing di sungai desa. Tubing adalah arung sungai dengan menggunakan ban dalam mobil. Kendati memiliki tingkat kesulitan relatif rendah, tapi cukup untuk memompa adrenalin di hari libur.

Baca Juga: Resmikan Kampung Tani Jamsaren, Wali Kota Kediri: Cocok untuk Wisata Edukasi Urban Farming

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mandi di Air Terjun Sedudo Nganjuk, Bisa Bikin Awet Muda?':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO