GRESIK, BANGSAONLINE.com - Tradisi Malem Selawe atau malam ke-25 di bulan Ramadan merupakan salah satu kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Gresik. Tradisi tersebut telah berjalan turun temurun sejak masa dakwah Sunan Giri ratusan tahun silam.
Tradisi malem selawe kini dijadikan sebagai ajang peningkatan ketaqwaan melalui ziarah ke makam Sunan Giri yang letaknya di Desa Giri Kecamatan Kebomas.
Baca Juga: Tolak Dibangun Kantor PMII, Warga Gulomantung Setujui Pembangunan Klinik MWC NU di Lahan Pemerintah
Hal ini yang dilakukan oleh Bupati-Wabup Gresik, Sambari Halim Radianto - Moh. Qosim yang berziarah ke makam waliyullah Sunan Giri atau Raden Paku saat malem selawe, Rabu (29/6), malam. Juga ikut dalam kegiatan tersebut para pejabat Forkopimda.
Mereka dengan khusyu’ membacakan tahlil yang dipimpin oleh kiai setempat. Masyarakat dari dalam maupun luar Gresik juga turut tumplek blek di sana hingga area makam Sunan Giri penuh sesak.
Usai ziarah, Bupati-Wabup mengunjungi deretan stan yang berjejer di halaman parkir Sunan Giri sebagai puncak perayaan ‘Giri Expo 2016’ yang diadakan selama 3 hari.
Baca Juga: Lepas Ekspor 36,28 Ton Copper Foil PT Hailiang ke China, ini Harapan Bupati Gresik
Bupati mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Gresik yang selalu berupaya mempertahankan budaya kearifan lokal yang sampai saat ini tetap bertahan dan selalu ramai setiap tahunnya.
“Terima kasih masyarakat Gresik, karena telah mempertahankan tradisi malem selawe yang turun temurun hingga saat ini. Dan tradisi ini merupakan kearifan lokal yang harus dipertahankan dan dilestarikan, mengingat Gresik adalah kota wali dan kota santri,” katanya.
Dia mengimbau kepada masyarakat untuk menciptakan suasana aman dan penuh kebersamaan, supaya situasi yang aman dapat tercipta sesuai dengan harapan seperti tahun sebelumnya.
Baca Juga: Pendaftaran Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Gresik Tahun 2024
Senada dikatakan Wabup. Dia menyerukan kepada masyarakat untuk selalu mengingat perjuangan waliyullah dimasa lampau. Menurut dia, semua tradisi yang diciptakan oleh pendahulu, merupakan tradisi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat, mengingat saat ini sudah masuk era modernisasi yang menuntut seseorang untuk beradaptasi di dalamnya.
“Jangan lupakan tradisi-tradisi pendahulu kita, karena itu juga merupakan sarana dakwah yang sangat bermanfaat bagi kita semua,” ujar Wabup.
Pada kesempatan itu, Bupati-Wabup juga menyempatkan diri bersholawat bersama masyarakat yang diiringi oleh Grup Sholawat Al-Mujahiddin dan terlihat memberikan bingkisan untuk masyarakat yang beruntung melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh mereka berdua. (hud)
Baca Juga: Bupati Yani Pimpin Soft Opening Gejos Sport Center
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News