Program SLI untuk Menuju Ketahanan Pangan, Komisi V DPR RI Siap Kawal

Program SLI untuk Menuju Ketahanan Pangan, Komisi V DPR RI Siap Kawal foto: RONY S/ BANGSAONLINE

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Upaya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Timur dalam meningkatkan hasil produksi menunjukkan hasil yang positif. Terbukti hasil panen petani mengalami peningkatan hasil produksi.

Untung Merdijanto, Deputi Bidang Instrumentasi, Kalibrasi, Rekayasa dan Jaringan Komunikasi BMKG pusat mengungkapkan, berdasarkan hasil panen padi bersama, terjadi peningkatan hasil panen produksi hingga 15 persen.

Baca Juga: Petrokimia Gresik di Usia 52 Tahun, Dorong Kemajuan Pertanian dan Industri Kimia Berkelanjutan

Hasil ini setelah puluhan petani mengikuti sekolah lapang iklim (SLI) di Dusun Serning, Desa Banjaragung, Kecamatan Bareng.

Ia menjelaskan, kegaiatan SLI tersebut untuk mempersiapkan sumber daya manusia, di mana petani Indonesia dikenalkan dengan sistem dengan cara modern, khususnya berkaitan dengan pemahaman informasi cuaca dan iklim.

"Artinya tidak konvensional lagi. Melalui SLI, para petani diberdayakan memahami dan memanfaatkan informasi dan prakiraan iklim secara efektif dalam kegiatan ," terangnya.

Baca Juga: Dukung Peningkatan Produksi Padi, Babinsa Lakukan Pendampingan dalam Percepatan Pompanisasi

Setelah memiliki pengetahuan yang cukup terkait informasi cuaca dan iklim, petani bisa memilih jenis tanaman, waktu menanam, kapan harus memberikan pupuk, obat-obatan dan sebagainya, yang ujung-ujungnya berpengaruh terhadap produksi hasil panen.

"Bisa dilihat tadi, produksi panen meningkat hingga mencapai 15 persen, per hektarnya bertambah satu ton dibandingkan sebelum mereka menerapkan pengamatan iklim saat bertani," bebernya.

Sementara, Sadarestuwati anggota DPR RI komisi V menegaskan pentingnya sektor dalam mendukung ketahanan pangan Nasional. Ia berharap kegiatan serupa bisa dilakukan menyeluruh di Indonesia.

Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Launching Beras 'Jatim Cettar' Melalui Korporasi Petani di Jombang

"Petani sebagai ujung tombak ketahanan nasional, karenanya SDM-nya harus diberdayakan betul," tandasnya.

Ia pun berjanji akan mengawal terus program SLI. "Kita siap back up, syukur nantinya bisa diselenggarakan menyeluruh di wilayah Indonesia," terangnya.

Sementara itu Marliani salah satu peserta sekolah lapang iklim mengaku banyak memperoleh wawasan baru selama mengikuti SLI. Bahkan, setelah dirinya menerapkannya dalam kegiatan bercocok tanam, selain hasil produksi panen meningkat, dari sisi biaya bisa lebih irit.

Baca Juga: Jelang Musim Tanam, Dirut Petrokimia Gresik Blusukan ke Distributor dan Kios Pupuk

"Alhamdulillah, sekarang hasil panen padi saya meningkat setelah saya menerapkan materi-materi di SLI," akunya.

Selama ini, lanjut Marliani, dirinya cenderung ikut-ikutan saja pada saat bertanam ataupun memilih tanaman. "Namun setelah mengikuti SLI, saya diajarkan mengamati cuaca, mengamati tanaman hingga dirinya bisa menentukan sendiri jenis tanaman dan kapan waktu yang tepat untuk bercocok tanam. Termasuk memilih obat-obatan untuk tanaman," pungkasnya.

Kegiatan penutupan sekolah lapang iklim ini di hadiri Kepala Stasiun Klimatologi Karangploso Malang termasuk kepala UPTD se Jawa Timur termasuk perwakilan dari badan pusat statistik (BPS) Jombang dan Perwakilan Dinas Pertanian. (ony/dio/rev)

Baca Juga: Simak Cara Mengendalikan Hama Penggerek Tongkol Jagung

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mahasiswa Indonesia Bekerja Part Time Sebagai Petani di Jepang, Viral Karena Gajinya, ini Kisahnya':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO