LUMAJANG, BANGSAONLINE.com - Meski masih berstatus waspada, Gunung Bromo mulai erupsi. Hujan abu vulkanis, terus menggguyur lereng Bromo dan mulai mengarah ke Lumajang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, telah menyiapkan sekitar 2.500 buah masker untuk dibagikan pada warga yang terdampak.
Baca Juga: Khofifah-Emil Ajak Raffi Ahmad Bangun Wisata Kuliner di Batu dan Bromo, Ini Respons Suami Nagita itu
"Kemarin kita bagikan sekitar 500 masker ke warga Argosari sebagai antisipasi awal," kata Plt Kepala BPBD, Hendro Wahyono seperti dilansir beritajatim.com, Sabtu (16/7).
Menurut dia, saat ini letusan abu vulkanik Bromo memang belum masuk kawasan pertanian dan pemukiman warga. Hanya wilayah padang pasir dan tebing bagian timur pegunungan Bromo.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Dinkes, sekarang masker ada di puskesmas pembantu dan rumah bidan di Desa Argosari," terangnya.
Baca Juga: Khofifah Komentari soal Jatim yang Disebut Jadi Destinasi Wisata Populer 2023
Kadinkes dr Triworo mengaku sudah menginstruksikan ke puskesmas di wilayah Senduro bila ada dampak dari letusan Bromo untuk saling membantu. Karena, dampak dari abu Bromo bisa menganggu saluran pernafasan warga. "Jadi nanti bila ada dampak, akan dilakukan perawatan gratis," paparnya.
Informasi yang dihimpun, semburan material vulkanis dari kawah Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo ini kian intensif. Bahkan, asap vulkanis bercampur abu dan belerang juga mulai menghujani area lautan pasir dan cemoro lawang. Tak hanya itu, paparan abu terjadi seiring perubahan arah lontaran semburan, di mana dari sebelumnya barat daya kini menuju timur laut atau sisi timur kawah aktif.
Paparan abu vulkanis terutama menyelimuti pepohonan sekitar pos Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) setempat. “Berdasarkan pengamatan kami lontaran abu vulkanis saat ini sejauh 7 kilometer. Padahal sebelumnya paparan abu hanya di sekitar kaldera. Meski demikian, intensitasnya tergolong ringan sehingga tidak terlalu menggangu aktifitas warga dan wisatawan,” ujar Kepala PVMBG Gunung Bromo, Ahmad Subhan.
Baca Juga: Berikut 5 Gunung dengan Pemandangan Terbaik di Jawa Timur, Referensi untuk Libur Lebaran
Material vulkanis kelabu tebal kecoklatan, terus dimuntahkan kawah Bromo dengan ketinggian 1.500 meter dari puncak kawah. Muntahan material vulkanis disertai gempa vulkanik suara gemuruh dan sesekali dentuman keras.
“Untuk itu kami menghimbau warga di kawasan rawan bencana selalu waspada dan antisipasi dampak terburuk dari letusan Gunung Bromo. Dan kami minta warga untuk selalu mengenakan pelindung pernafasan jika keluar rumah,” pungkasnya
Akibat eupsi itu, warga Desa Argosari Kecamatan Senduro was-was. Pasalnya, erupsi Bromo yang berada di barat desa `Negeri di Atas Awan’ menyebabkan petani sayuran mengalami kerugian ratusan juta rupiah. Kepala Desa Argosari, Ismail mengaku warganya mulai khawatir tanaman bawang prei, kentang dan markisa kembali rusak akibat guyuran abu vulkanis. Karena, saat Bromo erupsi, banyak warganya terjerat hutang. "Jujur saja mas, saya dengan warga saat erupsi Bromo mengalami kerugian luar biasa," ungkapnya.
Baca Juga: Libur Nataru, Polres Probolinggo Pertebal Pengamanan Wisata Gunung Bromo
Kabid Kesiapsiagaan BPBD Lumajang, Hendro Wahyono, mengaku terus berkoordinasi dengan pihak PVMBG dalam memantau aktivitas Bromo. Bila, letusan mengarah ke Lumajang, pihaknya menyiapkan sekitar seribu masker untuk menjaga kesehatan warga baik di Argosari dan Ranu Pani. "Kita pantau terus, karena erupsi Bromo terus menggeliat," jelasnya. (brj/rus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News