Kisah ‎Perempuan Buta Bergelar Doktor yang Keliling Indonesia untuk Perjuangkan Kaum Difabel

Kisah ‎Perempuan Buta Bergelar Doktor yang Keliling Indonesia untuk Perjuangkan Kaum Difabel Dr. H. Murtini, SH, MM, saat berada di Pacitan.

PACITAN, BANGSAONLINE.com - Keterbatasan fisik, ternyata tidak menyurutkan perempuan kelahiran 19 Maret 1958 asal Palembang ini, untuk keliling Indonesia. ‎Meskipun kedua matanya tak bisa untuk melihat, namun perempuan bergelar doktor dari Belanda, jurusan pengembangan sumber daya manusia ini, nekat melakukan perjalanan keliling indonesia. Tujuannya, untuk melihat pelayanan aparatur negara dalam melayani masyarakat, khususnya bagi mereka penyandang .

Dr. H Murtini SH.Mm, begitu perempuan itu disebut. ‎Mantan dosen Universitas Riau, yang mengalami cacat mata lantaran kecelakaan mobil pada 2004 silam tersebut, memulai perjalanan keliling Indonesia sejak tahun 2007.

Baca Juga: Cabup Dhito Komitmen Wujudkan Kemandirian Usaha dan Cegah Aksi Bullying Bagi Anak Difabel

Dirinya telah mengunjungi sedikitnya 298 kota di seantero nusantara.‎ Catatan Perjalanan yang ditempuhnya itu akan dijadikan buku yang bertema pelayanan oleh aparatur negara Indonesia.

"Kaum , masih tidak di perhatikan, terutama saat mereka bersentuhan dengan layanan publik suatu instansi, selalu disingkirkan tidak ada perhatian," ungkapnya , Rabu (20/7).

Meskipun sempat di kecam oleh kedua anaknya, istri dari Letjen TNI (pur) Hadi Dedy Aprianto ini , tetap nekat lakukan perjalanan keliling Indonesia. Tak sedikit orang yang menganggap perjalanan Murtini hanya untuk mencari sensasi dan meminta uang.

Baca Juga: Gelar Acara Jalan Bareng Sindi, Pemkot Kediri Kenalkan Transportasi Umum pada Anak Disabilitas

"Orang lihat saya langsung menyangka saya cari uang saja. Seperti saat saya berkunjung di beberapa satuan kerja di Kabupaten Pacitan. Bupatinya aja baik, eh kepala dinasnya cuek," jelasnya pada wartawan.

Sementara untuk Pacitan, Dr. H Murtini SH.MM, menilai pelayanan bagi kaum , terutama berkaitan dengan fasilitas publik, masih perlu banyak pembenahan. Menurutnya, kaum juga mempunyai hak yang sama seperti masyarakat normal lainnya. (pct1/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Persiapan ke Piala Dunia, Timnas Disabilitas Sepak Bola Latihan di Pasuruan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO