SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Upaya pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur untuk menekan angka pengangguran nampaknya belum maksimal. Terbukti hingga tahun 2016 ini, angka pengangguran terbuka masih mencapai 12.256 orang dari jumlah penduduk sekitar 1 juta lebih.
Namun demikian, menurut Bupati Sumenep A Busyro Karim, angka tersebut sangat kecil dibandingkan dengan angka pengangguran tertutup.
Baca Juga: Pesan Dandim 0827 Sumenep Usai Hadiri Upacara Peringatan Hari Pahlawan 2024 di Kantor Bupati
“Meskipun mayoritas masyarakat Sumenep telah bekerja, namun pekerjaan yang ditekuni belum bisa mensejahterakan keluarganya. Sebab, bayaran yang diterima masih jauh dari harapan, atau tidak sesuai dengan upah minimum kabupaten (UMK),” kata Bupati Sumenep dua periode ini, Selasa (2/8).
Sesuai kebijakan Pemeritah Provinsi Jawa Timur, UMK Sumenep tahun 2016 ditetapkan sebesar Rp 1.328.000 ribu, naik Rp 74.500 dibanding UMK tahun 2015 sebesar Rp 1.253.500.
Jumlah perusahaan di Sumenep tercatat ada 565 perusahaan, yang terdiri dari 13 perusahaan besar dengan karyawan di atas 100 orang, 73 perusahaan menengah dengan karyawan antara 50-100 orang, dan sisanya merupakan perusahaan kecil dengan karyawan di bawah 50 orang.
Baca Juga: Dinsos Sumenep Bersama USAID ERAT Gelar Workshop untuk Susun RAD Pemenuhan Hak Disabilitas
Saat ini diperkirakan sekitar 40 persen atau sekitar 330 perusahaan di lingkungan Kabupaten Sumenep masih belum memberikan upah sesuai UMK. “Ya bekerja, tapi hanya bekerja saja,” seloroh Busyro.
Mantan Ketua DPRD Sumenep dua Periode ini mengatakan, ke depan pemerintah daerah akan terus berupaya untuk menekan angka pengangguran tersebut. Salah satunya dengan cara mencetak generasi bangsa sebagai pengusaha muda.
Sebab, warga di Sumenep lebih berminat menjadi wirausahawan ketimbang mencari lowongan pekerjaan. Hal ini terlihat dari banyaknya pendaftar program Pemkab Sumenep, Wirausahawan Muda.
Baca Juga: Ciptakan Udara Bersih dan Berkualitas, DLH Sumenep dan Medco Energi Tanam Ribuan Pohon
“Sejak dibukanya pendaftaran beberapa waktu lalu, hingga saat ini diperkirakan mencapai 2000 orang lebih,” ujarnya.
Wirausahawan Muda merupakan salah satu program unggulan pasangan Bupati dan wakil Bupati A Busyro Karim - A Fauzi.
Dari program yang sudah berjalan tahap kedua ini ditargetkan mencetak 5000 usahawan muda selama lima tahun ke depan. “Untuk itu kami imbau semua elemen bisa meningkatkan kerjasama dengan pemerintah. Sehingga, semua upaya yang telah diprogramkan bisa terealisasi dengan baik,” tegasnya.
Baca Juga: Bappeda Sumenep Hadirkan 2 Narasumber dalam Sosialisasi GDPK
Secara terpisah M. Lasmino Sekjen KWRI Kabupaten Sumenep menyebut tingginya angka pengangguran terbuka menunjukkan tingkat kesadaran pemerintah daerah masih rendah. Menurutnya, setiap tahun pemerintah daerah telah merancang program yang langsung bersentuhan dengan perekonomian masyarakat. Misalnya, di bidang UKM, pemerintah telah memberikan bantuan, baik permodalam maupun berupa barang.
“Namun keberadaan program rentan disalahgunakan oleh oknum tertentu, sehingga keberadaan program terksan hanya dijadikan bancakan untuk memperoleh keuntungan pribadi,” ucapnya, Selasa (2/8).
Selain itu realisasi bantuan dinilai tidak tepat sasaran. Seperti bantuan beras bagi warga miskin (raskin), misalnya, banyak warga yang kaya namun masih masuk dalam daftar penerima manfaat (DPM) dan begitu sebaliknya.
Baca Juga: Brida Sumenep Bersama LPPM Uniba Madura Lakukan Penelitian dan Pendataan Garis Kemiskinan
Tidak hanya itu, program wirausaha muda periode pertama disinyalir tidak tepat sasaran. Indikasinya, banyak peserta yang dinyatakan lulus sudah beruban alias sudah tua. Bahkan, seleksi program unggulan itu disinyalir rentan adanya titipan dari sejumlah oknum tertentu.
"Itu semua pengawasan dari berbagai instansi yang kurang maksimal. Kami yakin jika pengawasan maksimal, semua itu tidak akan terjadi," tegasnya. (fay/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News