Tiga Tahun Kerja di Malaysia, TKI Surabaya Pulang Tanpa Nyawa

Tiga Tahun Kerja di Malaysia, TKI Surabaya Pulang Tanpa Nyawa

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Juni Lanofiah (46 tahun) warga Kelurahan Sidomulyo Baru, Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya pulang tanpa nyawa setelah bekerja selama tiga tahun sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Kuala Lumpur, Malaysia. Jasad Juni tiba di Surabaya kemarin (10/8).

Kepergian Juni meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, teman, atau kerabat di sekitar lingkungan rumahnya. Bahkan, ibunya, Alndriana Jopi (74) sempat jatuh pingsan saat pertama kali mendengar kabar Juni wafat.

Baca Juga: Baru Tiba dari Luar Negeri, 431 Pekerja Migran Dikarantina di Asrama Haji Sukolilo

Didik Setyawan menjelaskan, Juni itu orangnya baik. Dia murah senyum, memang sedikir agak pendiam. Ia selalu ramah dengan tetangga. Saat ketemu, ia selalu melempar senyum. "Baik kok anaknya, sebelum ke Malaysia dia juga aktif di kegiatan kelurahan atau apapun yang menyangkut lingkungan," katanya.

Selama ini, Juni dikenal sebagai orang yang supel terhadap keluarga dan lingkungan sekitarnya. Pembawannya tenang dan memang cenderung pendiam terhadap orang yang baru dikenalnya. Namun, saat sudah kenal, Juni berubah menjadi orang yang periang dan lebih akrab

Rokhayah, tetangga korban mengatakan, Juni merupakan tulang punggung keluarga. Ia harus membanting tulang demi menghidupi ibunya. Saat ini, ibunya sudah tidak bisa bekerja karena usianya tua dan mengidap beberapa penyakit. "Juni anak ragil dari empat bersaudara. Tapi tiga saudaranya meninggal di usia muda. Juni memiliki adik angkat namanya Doni dan berada di Makassar," katanya.

Baca Juga: TKI Diharapkan Bisa jadi Duta Budaya Bangsa

Dia mengatakan, selama di Malaysia, Juni ini masih sering rurtin mengirimkan uang ke Ibunya melalui rekening Doni. Menurutya, setiap bulannya, Juni mengirimkan uang Rp 500.000 - Rp 700.000, tergantung rezeki yang didapatkannya di tanah rantau.

"Tiga bulan sebelum dinyatakan meninggal dunia, Juni menghentikan transfer dan alasannya untuk berobat ke dokter. Tapi dia tidak pernah cerita sakitnya apa, makanya keluarga juga tidak tahu sakitnya apa," tuturnya.

Menurutnya, pihak keluarga tidak mengetahui apa yang dikerjakan Juni di Malaysia. Selama ini, Juni hanya berkabar bahwa di Malaysia ini bekerja sebagai pembantu rumah tangga. "Waktu dapat kabar Juni meninggal, ibunya sempat shock. Meski pendengarannya sedikit terganggu, namun naluri keibuannya masih tinggi, dia juga sedih saat itu," tandasnya.

Selama tiga tahun di Malaysia, kata Rokhayah, Juni tidak pernah pulang ke Indonesia. Meski begitu, Juni masih menjaga komunikasi dengan adik angkatnya Doni melalui telpon seluler. Satu atau dua minggu selalu disempatkan untuk mengirimkan kabar. "Kalau telpon ya yang ditanya kondisi ibunya seperti apa, kabar di Surabaya bagaimana. Ia selalu bercerita baik-baik saja saat di telpon," tuturnya.

Ia menambahkan, lebaran tahun ini, Juni memiliki niatan untuk pulang ke Surabaya. Bahkan, ibunya pun gembira mendapatkan kabar seperti itu. Ibunya juga sempat meminta Juni untuk tidak kembali ke Malaysia melalui telpon seluler kalau sudah pulang ke Indonesia.

"Juni sudah beli tiket pesawatnya dan dia memang mau niat pulang. Tapi ada saja kendalannya, sakitnya kambuh dan rencana kepulangannya ditunda. Akhirnya dia pun benar-benar pulang namun kondisinya beda, sekarang sudah jadi jenazah," pungkasnya.

Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, memberikan sumbangan secara cuma-cuma kepada keluarga Juni sebesar Rp 10 juta. "Tadi ada bantuan dari bu Risma Rp 10 juta dan sudah saya berikan ke pihak keluarga," kata Indra Suryanto, staf Rehabilitasi Sosial Dinsos Kota Surabaya.

Indra mengatakan, selain bantuan berupa uang, pihaknya juga memberikan bantuan berupa mobil jenazah dari Bandara ke rumah duka, biaya pemakaman, dan sebagainya. "Sudah kami bantu semua untuk keperluan yang di sini. Tapi saat di Malaysia, informasi terakhir majikannya yang menanggung semua biayanya," terangnya.

Sekadar diketahui, berdasarkan salinan resmi surat Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, yang bersangkutan ini meninggal pada 26 Juli 2016 pukul 15.47 waktu setempat. Juni menghembuskan nafas terakhirnya setelah menjalani perawatan di Pusat Perubatan Uneversiti Malaysia selama beberapa hari.

Juni diduga meninggal karena mengidap penyakit Severe Pneumocystis Carinii Pneumonia. Indikasi awal, Juni menderita penyakit ini sejak lama namun tidak pernah diketahuinya termasuk orang tuanya. (yah/lan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO