SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Universitas Airlangga dipercaya menjadi tuan rumah pertemuan antara peneliti Indonesia dan Australia (Indonesia – Australia Research Summit/IARS). Pertemuan ini merupakan agenda rutin The Australia – Indonesia Centre (AIC).
Pertemuan itu akan dilaksanakan pada tanggal 22-23 Agustus 2016 di Kantor Manajemen UNAIR. Pertemuan antara peneliti kedua negara ini telah dilaksanakan untuk yang ketiga kalinya. Kali ini, tema yang diangkat dalam pertemuan bilateral adalah “Innovating Together: Starting Local, Reaching Global”.
Baca Juga: Pertama di Indonesia, Pentas Wayang Perjuangan Hadratussyaikh, Dalang Ki Cahyo Kuntadi Riset Dulu
Pertemuan yang dibagi dalam dua sesi ini melibatkan kalangan akademisi, pemerintahan, dan organisasi non-pemerintah. Pada sesi pleno, pembicara yang akan hadir dalam kegiatan ini diantaranya Prof. Ainun Na’im selaku Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Harold Mitchell AC penanggung jawab Australia-Indonesia Centre, Rektor UNAIR Prof. M. Nasih, Wikke Novalia mahasiswa doktoral yang meneliti tentang pengairan di perkotaan, Ewa Wojkowska dari Kopernik Indonesia, dan Adam Zaborszczyk dari Dewan Kota Melbourne.
Sedangkan, dalam sesi diskusi panel, topik penelitian dibagi menjadi lima subtema, yaitu infrastruktur, kesehatan, sosial, pengairan, dan joint competitive advantage. Dalam diskusi panel, sejumlah peneliti akan mempresentasikan hasil penelitiannya.
Sejumlah peneliti itu diantaranya Hera Widyastuti peneliti transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember tentang sepeda listrik, Achmad Romdoni peneliti UNAIR tentang mengurangi angka kematian ibu hamil, Yusman Syaukat peneliti Institut Pertanian Bogor tentang manajemen pengairan.
Baca Juga: Didukung Penyintas Semeru, Rakka dan TPD Lumajang yakin Khofifah-Emil Menang
Kegiatan ini merupakan langkah untuk mendiskusikan inovasi-inovasi yang ditawarkan oleh peneliti kedua negara. Selain berdiskusi mengenai inovasi, harapannya pertemuan ini mampu membentuk jejaring dengan pihak industri,dan pemangku kebijakan.
Ketua International Office and Partnership UNAIR, Dian Ekowati, Ph.D, mengatakan, peneliti-peneliti UNAIR bisa unjuk diri dalam mempresentasikan penelitiannya dalam acara IARS. Apalagi, UNAIR telah berkontribusi dalam bidang kesehatan dalam AIC.
“Dengan adanya penyelenggaraan acara ini, peneliti UNAIR diharapkan bisa berkontribusi lebih banyak pada stream-stream yang lain selain kesehatan. Karena di sini juga ada lomba poster, presentasi, dan sebagainya, yang menunjukkan bahwa kapasitas kita dalam konteks penelitian itu banyak, tidak hanya kesehatan saja. Ke depan, dengan adanya AIC, ini bisa terbuka kesempatan untuk berkolaborasi penelitian antara Indonesia dan Australia, terutama UNAIR di bidang yang lain, termasuk inovasi dan konsorsium peneliti muda,” tutur Dian. (hms)
Baca Juga: Bersama Unair, FH UTM Jalin Kerja Sama dengan Faculty of Law Maastricht University
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News