JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Banyak sekali putra Indonesia berprestasi di dunia internasional sehingga ditawari jadi warga negara maju. Tapi karena memiliki rasa nasionalisme yang tebal, mereka pun langsung menolak.
Itulah sikap tegas Presiden RI ke-3 Bachruddin Jusuf Habibie dan Letjen (Purn) Prabowo Subianto.
Baca Juga: Jelang Batas Akhir Permohonan Kewarganegaraan Ganda, Animo Masyarakat Jatim Tinggi
Apalagi UU Indonesia memang melarang warga negaranya memiliki dua kewarganegaraan. Jika melanggar, orang tersebut otomatis kehilangan status sebagai warga negara Indonesia.
BJ Habibie adalah kebanggaan Indonesia sampai sekarang. Yang paling mencolok adalah jasanya dalam membangun sumber daya manusia. Sehingga Indonesia mampu menciptakan pesawat untuk kali pertama.
Kecerdasan, totalitas dan tanggung jawab terhadap negara rupanya tidak hanya kelihatan saat dia di Indonesia. Sebelum Indonesia sadar akan potensinya, Habibie sudah beberapa kali ditawari oleh beberapa negara lain untuk menggalakkan teknologi pesawat terbang.
Baca Juga: Kantor Imigrasi Blitar Deportasi Gadis Berkewarganegaraan Ganda ke Singapura
Tawaran pertama datang dari Jerman. Negara Jerman yang saat itu tahu Habibie bukan orang biasa, langsung saja menawari Habibie dengan status 'warga negara kehormatan'. Tapi Habibie bukan senang dengan status yang jarang diberikan Jerman, sebaliknya ia justru menolak.
"Sekalipun menjadi warga negara Jerman, kalau suatu saat Tanah Air ku memanggil, maka paspor (Jerman) akan saya robek dan akan pulang ke Indonesia," kata Habibie seperti dikutip dalam buku Habibie dan Ainun.
Jerman pun mahfum dan tetap memberi penghormatan kepada Habibie dengan membebaskannya tinggal di Jerman sepanjang yang dia mau.
Baca Juga: 15 Ucapan Kreatif Peringatan HUT RI ke-78 Agustus 2023 Cocok untuk WA, Instagram dan Tiktok
Bukan hanya Jerman, pemerintah Filipina juga membujuk Habibie dan menawari mengelola dirgantara. Namun lagi-lagi jawaban Habibie tegas dan sama. Dia kembali menolak tawaran dari negara luar.
Isu kewarganegaraan juga menerpa Mantan Danjen Kopassus Letjen (Purn) Prabowo Subianto saat Pilpres 2014. Prabowo diserang memiliki kewarganegaraan Yordania.
Kabar ini langsung dibantah kubu Prabowo. Orang dekat Prabowo, Fadli Zon, menegaskan Prabowo tak pernah sedetik pun memiliki kewarganegaraan ganda.
Baca Juga: 10 Lagu yang Cocok Diputar pada Acara dan Tirakatan 17 Agustus 2023 Selain Wajib Nasional
Prabowo memang sempat tinggal cukup lama di Amman, Yordania, selepas kisruh 1998. Namun tak benar Prabowo menjadi WN Yordania. Fadli menuturkan, selama di Amman, Prabowo hidup sederhana dan bepergian dengan taksi. Prabowo bahkan punya sopir taksi langganan yang bernama Muhammad.
"Prabowo di Amman belajar bisnis, belajar bahasa Arab, dan dihargai oleh pangeran-pangeran Arab," tulis Fadli saat itu.
Fadli menegaskan, Prabowo juga menolak menjadi penasihat militer Yordania. Padahal sahabatnya sendiri, Pangeran Abdullah yang memintanya. Keduanya bersahabat karib sejak lama.
Baca Juga: Selain Lagu Nasional, Inilah 10 Track yang Cocok Meriahkan HUT ke-78 Kemerdekaan RI
Direktur Komunikasi dan Media Tim Kampanye Nasional Prabowo-Hatta, Budi Purnomo Karjodihardjo saat itu menjelaskan Prabowo menolak menjadi Warga Negara Yordania karena cinta pada Indonesia dan tak mau kehilangan status sebagai WNI. Budi menambahkan tudingan kewarganegaraan ganda pada Prabowo adalah sebuah black campaign.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News