177 WNI yang menjadi korban sindikat penipuan haji telah berada di KBRI di Manila. Sebelumnya mereka ditahan di rumah detensi imigrasi di Manila.
JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Bareskrim Polri berada di Kedutaan Besar Rebuplik Indonesia (KBRI) untuk Filipina yang berlokasi di Manila. Kedatangan mereka untuk mengusut adanya dugaan penipuan pemberangkatan 177 WNI calon jemaah haji yang jadi korban penipuan di Manila, Filipina.
"Kami sudah ambil keterangan 39 orang. Baik itu di dalam negeri maupun di Manila. Sementara keterangan mereka semua sebagai saksi," kata Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar saat ditemui di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Minggu (28/8).
Boy mengungkapkan, dalam pemeriksaan itu, Bareskrim sudah mengantongi potential suspect pelaku penipuan tersebut. Namun, Bareskrim masih kekurangan sejumlah bukti untuk penetapan tersangka.
"Karena sekarang masih evaluasi apakah alat bukti yang ada sudah cukup apa belum. Apakah semua itu sudah layak untuk menentukan mereka yang dicurigai tersangka," ujarnya.
Sementara itu, kata Boy, bahwa ada delapan agent atau travel haji yang memberangkatkan para jamaah haji asal Indonesia melalui negara Filipina tersebut.
"Kami belum bisa mengatakan berapa kali (memberangkatkan). Tapi patut diduga ada keberangkatan yang mereka koordinir seperti saat ini," ujarnya.
Boy menegaskan, Polri dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) juga tengah berupaya memulangkan calon haji yang berada di KBRI. Boy menjanjikan, 185 WNI akan dideportasi dalam waktu dekat.
"Saya minta keluarga bersabar. Kamu yakin, upaya pemerintah membawa pulang deportasi," tegas Boy.
Usai melakukan pemeriksaan sejumlah orang, Bareskrim dalam waktu dekat bakal menetapkan tersangka.
“Kami telah meminta keterangan, baik yang diduga berkaitan langsung dengan travel sampai koordinator. Insya Allah dalam beberapa waktu ke depan, penyidik Bareskrim Polri sudah bisa menentukan siapa yang akan ditetapkan sebagai tersangka,” kata Boy.
Menurutnya, nama-nama tersangka akan diberitahutan. “Nanti akan diumumkan, (siapa saja) tersangka. Penyidik sudah ada gambaran. Hasil pengumpulan alat bukti yang ada, sementara saat ini bisa saya sampaikan sejumlah warga negara kita sendiri,” tuturnya.
Ia juga mengatakan tim telah melakukan pemeriksaan di sejumlah daerah seperti Jawa Timur, Jambi, Jakarta dan Kalimantan Timur. “Oleh tim Bareskrim, penyidik sudah dibagi tugas. (Hasilnya) akan digabung dengan bahan keterangan dari Filipina,” tuturnya.
Mengenai dugaan keterlibatan warga Filipina, Boy mengatakan, akan dikoodinasikan dengan otoritas Filipina. “Kami bekerjasama dengan otoritas yang ada di sana. Kami tidak bisa menentukan secara langsung. Apabila itu berkaitan dengan WN Filipina dan kejadiannya di Filipina, kita koordinasikan,” tambahnya.
Sementara itu, pemilik travel haji Hade Al Barde, Ade Purnama yang tersangkut kasus pemberian paspor palsu pada pemberangkatan 177 CJH asal Indonesia melalui Manila, menghilang. Hal ini setelah pada Sabtu lalu Polisi mendatangi kediaman Ade Purnama di Tugu Selatan, Koja.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Awi Setiyono mengatakan polisi mendatangi kediaman Ade Purnama bersama Babinkamtibnas Kelurahan Tugu Selatan serta Kepala Unit Intelijen Keamanan Polsek Koja Ajun Komisaris Gampang.
"Tapi yang bersangkutan tidak ada," kata Awi.
Awi menuturkan kedua perwakilan Polri tersebut sudah menemui ketua RT setempat, Imsya Maryono. Berdasarkan keterangan Imsya, polisi mendapat info bahwa keluarga Ade sudah tidak lagi berada di rumah tersebut. "Bapak Ade dan keluarga sudah tidak di rumah tersebut sejak 16 Agustus lalu," tuturnya.
Awi menambahkan ketua RT tersebut juga membenarkan kabar keberadaan Ade di Filipina terkait dengan kasus paspor keberangkatan haji bermasalah yang menyangkut travel haji milik Ade. Kedatangan perwakilan pihak Polri, kata Awi, merupakan bagian dari atensi Polri dalam kasus ini.
"Sebelumnya, kan, banyak dikabarkan rumah yang bersangkutan di Koja, maka kami mengecek," ujarnya.
Dari pemeriksaan polisi, diketahui kediaman Ade dihuni 11 orang. "Mereka terdiri atas 6 anak, 2 saudara, dan 1 pembantu," kata Awi.(det/jpnn/yah/lan)













