SURABAYA, BANGSAONLINE.com - M Soleh Amin, Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) minta agar elit PPP di daerah cerdas dalam berpolitik, tidak melarang tokoh untuk menggunakan haknya sebagai calon guberbur.
Pernyataan tokoh PPP asal Madura itu disampaikan menjawab pertanyaan bangsaonline.com menanggapi manuver Ketua DPW PPP Jatim Musyaffa’ Noer yang minta agar Khofifah Indar Parawansa tidak maju dalam pemilihan gubernur Jawa Timur dengan alasan agar NU tak pecah.
Baca Juga: Blusukan di Pasar Sidoharjo Lamongan, Khofifah akan Tutup Kampanye di Jatim Expo
”Silakan dukung yang lain, tapi tidak lalu “minta orang” untuk tidak menggunakan haknya. Yang cerdaslah dalam berpolitik,” tegas M Soleh Amin kepada bangsaonline.com, Senin malam (29/8).
Meski demikian pengacara senior yang tinggal di Jakarta itu mengaku tak menyebut orang. Artinya, tak spesifik untuk Musyaffa’ Noer. ”Saya tak menyebut orang,” katanya.
Sebelumnya diberitakan bahwa Ketua DPW PPP Jatim Musyaffa Noer minta agar Khofifah Indar Parawansa tidak mencalonkan gubernur Jawa Timur. Musyafa’ Noer mengklaim sebagian besar warga NU tak ingin suara NU pecah dalam pilgub seperti saat Khofifah melawan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf yang kemudian Khofifah menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Baca Juga: Ikhtiar Ketuk Pintu Langit, Khofifah Hadiri Shalawat Akbar Bersama Ribuan Masyarakat Gresik
”Gugat menggugat itu bukan budaya NU. Sebab orang NU itu senangnya musyawarah mufakat secara kekeluargaan dengan mengedepankan Ahlul Halli wal-Aqdi. Kasus MK kemarin harus jadi pelajaran berharga dan kita harus eman NU jangan sampai terpecah belah karena kepentinganpolitik praktis.” Kata Musyaffa’ Noer seperti dikutip harian lokal di Surabaya.
Bukan hanya M Soleh Amin yang menyayangkan sikap kader PPP yang melarang orang menggunakan hak politiknya. Suko Widodo, pengamat politik Universitas Airlangga (Unair) juga menganggap sikap politik Musyafa’ Noer itu tak pas. Karena setiap warga negara – kata Suko Widodo - berhak untuk dipilih dan memilih, menggunakan hak politiknya, termasuk dalam pilgub Jatim mendatang. Karena itu keinginan PPP Jatim mencegah Khofifah maju pilgub sulit terealisasi. ”Saya kira yang bisa jawab mau mundur atau tidak adalah Khofifah sendiri,” katanya.
Manuver politik Musyaffa’ Noer tampaknya memang bakal blunder, terutama untuk suara PPP di Jawa Timur kelak. Apalagi warga NU struktural yang paling solid justru Muslimat NU. Pernyataan Musyafa’ Noer minta Khofifah tak maju pilgub bisa menyakitkan warga Muslimat NU. Padahal partai-partai lain di Jawa Timur justru menginginkan Khofifah maju pilgub. Hanya saja hingga kini Khofifah belum memberi pernyataan siap maju atau tidak dalam pilgub Jatim. ”Saya nunggu sikap Khofifah,” kata ketua salah satu partai di Surabaya kepada bangsaonline.com, Sabtu (27/8/2016).
Baca Juga: Survei Poltracking Terbaru, Khofifah-Emil Melejit Tinggalkan Risma-Hans dan Luluk-Lukman
Dalam catatan bangsaonline.com bukan kali ini saja Musyaffa’Noer melakukan politik blunder. Belum lama berselang Musyaffa’ Noer memasang baliho PPP Jatim mengucapkan selamat ulang tahun NU di kantor PWNU Jawa Timur. Tapi gambar yang dipajang justru foto lukisan Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari (Mbah Hasyim) yang tanpa jenggot alias plonthos. Padahal foto lukisan itu justeru dipersoalkan para kiai dan warga NU – termasuk keluarga Mbah Hasyim - karena foto asli Mbah Hasyim berjengggot. Foto Mbah Hasyim berjenggot itu bisa dilihat dalam foto-foto dokumentasi kemerdekaan saat Mbah Hasyim menerima utusan Jepang.
”Mungkin PPP Jatim memang kurang mengenal NU, terutama pendirinya,” kata kader NU di depan kantor PWNU Jatim seberang Masjid Akbar Surabaya sembari tertawa. Baliho PPP Jatim itu berhari-hari menjadi bahan tertawaan orang yang keluar masuk kantor PWNU Jawa Timur. (MA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News