Anak Buah Kapal dan Nelayan di Banyuwangi Ramai-ramai Tes HIV/AIDS

Anak Buah Kapal dan Nelayan di Banyuwangi Ramai-ramai Tes HIV/AIDS Salah satu peserta tes HIV/AIDS sedang diperiksa tim medis.

BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Banyuwangi menggelar kegiatan pemeriksaan sehari di Pelabuhan Tanjungwangi, kemarin. Puluhan Anak Buah Kapal (ABK) dan nelayan beramai-ramai mengikuti tes ini.

Mereka mengantre dengan sabar, menunggu giliran dirinya dites. Salah satunya, ABK asal Yogyakarta dan Magelang, RN (21) dan ADR (21). Dua orang pemuda ini ingin memeriksakan kesehatannya di sini. Mengingat, kehidupannya berada di lingkungan yang rawan akan tertular virus memastikan tersebut.

Baca Juga: Khofifah Komitmen Dorong Hilirisasi Perikanan untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

“Saya sebenarnya takut menjalani tes HIV/AIDS ini. Tapi saya pengin sehat. Jadi begitu tahu kalau di sini diadakan tes HIV/AIDS, ya saya ikut saja. Apalagi gratis dan hasilnya langsung bisa diketahui,” ujar RN yang diamini rekannya, ADR.

Pengelola program KPA Banyuwangi Wilayah Pelabuhan, Tunggul Harwanto menjelaskan, bahwa kegiatan ini sengaja digelar di pelabuhan karena orang-orang yang bekerja di kawasan pelabuhan memang berisiko terkena HIV/AIDS.

“Mereka rawan tertular lewat perilaku seks bebas. Melalui one day service yang kami gelar hari ini, mereka bisa mendapatkan sosialisasi tentang HIV/AIDS. Setelah paham, mereka akan mendapatkan konseling secara pribadi dan melakukan tes HIV/AIDS yang hasilnya keluar hari ini juga. Bagi yang positif harus segera berobat,” ujar Tunggul.

Baca Juga: Bertemu di Pasar Ikan Muncar, Khofifah Siap Tampung Aspirasi Nelayan

Bagi mereka yang hasil tesnya negatif pun, kata Tunggul, harus rutin periksa minimal sebulan sekali. “Ini memang baru pertama kalinya kami gelar di sini. Selanjutnya secara rutin akan terus kami adakan. Tak hanya di sini, tapi juga di ASDP dan LCM. Target kami sampai dengan akhir tahun ini, 5 ribu orang terpapar informasi dan 1500 orang mau melakukan tes HIV/AIDS,” terangnya.

Tes yang melibatkan tenaga medis Puskesmas Klatak ini, untuk memeriksa voluntary counseling testing (VCT) secara sukarela. “Karena di kawasan pelabuhan ini belum terdapat kelengkapan fasilitas kesehatan untuk HIV/AIDS, kami mendapatkan dukungan dari Puskesmas Klatak-Kalipuro untuk penyediaan mobile VCT dan layanan teknisnya,” tambahnya.

Di Banyuwangi terdapat 29 puskesmas dan 2 RS umum yang memiliki layanan VCT. Dari kegiatan yang gencar dilakukan oleh KPA dan Pemkab Banyuwangi pada 2012 ditemukan 313 kasus HIV/AIDS di Banyuwangi.

Baca Juga: Launching Majapahit's Warrior Underwater, Pj Gubernur Jatim Sampai Ikut Nyelam Letakkan Patung

Pada tahun 2013 meningkat menjadi 333 kasus, 2014 ada 464 kasus dan 2015 terdapat 417 kasus. Pada Januari hingga Mei 2016 terdapat penurunan kasus menjadi 118 kasus. Total ada 2673 kasus yang ditemukan di Banyuwangi sejak 1999 sampai dengan 2016. (bwi1/dur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Cuaca Kurang Bersahabat, Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk Ditutup':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO