JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Posisi umat Islam penganut Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) kini mendapat serangan dua arah, yakni Syiah dan Wahabi. Ironisnya, dua paham transnasional itu diback up oleh Negara masing-masing. Syiah diback up Negara Iran sedang Wahabi diback up Negara Saudi Arabia. Akibatnya, penganut Aswaja terjepit antara Iran dan Saudi Arabia.
Gambaran kondisi umat Islam penganut Aswaja itu disampaikan dua ulama dari Tajamul Ulama Libanon yaitu Sheikh Zuhair Usman al-Junaid dan Sheikh Ghozi Yusuf Hneineh kepada KHA Hasyim Muzadi di Kantor Wantimpres, Selasa, 6 September 2016, jam 14.30-16.00.
Baca Juga: Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Dibunuh di Teheran, Pelakunya Diduga Agen Israel
Dua ulama itu menyampaikan peta kekuatan umat Islam dan anatomi pergolakan di Timur Tengah.
Secara gamblang dua ulama itu menjelaskan kondisi tersebut dengan mengungkap pergolakan di Syria, munculnya ISIS (DAIS), keadaan di Libanon, Mesir, Turki, Yaman, Libia, dan Irak.
”Posisi Ahlussunah wal Jamaah sebagai pemikiran yang lurus dan toleran serta dipegangi oleh mayoritas ulama dunia sebagai manhaj yang mu’tadil (pemikiran ilmiah amaliyah) sekarang ini sedang banyak mengalami kesulitan. Kesulitan tersebut karena dihimpit oleh kekuatan Syiah yang mempunyai sentral negara Iran, serta Wahabiyah/Salafiyah yang mempunyai sentral Saudi Arabia. Sedangkan Ahlussunah wal Jamaah bergerak non-politis tanpa pengendalian dari negara tertentu menjadi sasaran dua kekuatan tersebut yang mempunyai arus politik serta kekuatan uang,” kata mereka.
Baca Juga: Haramkan Maulidan dan Wayang, Nyali Ustad Wahhabi Ciut soal Miss Universe Asal Saudi
Ironisnya, himpitan dua kekuatan dari sesama Islam tersebut kemudian diintervensi oleh kekuatan asing baik Barat maupun Timur. Mereka mengintervensi dengan cara membenturkan Syiah dan Wahabi bahkan menggunakan daerah kawasan kaum Sunni, sehingga kerusakan menjadi merata di kalangan umat Islam.
Apalagi intervensi asing itu menggunakan militer yang didahului perang pemikiran (ghozwatul fikri) untuk mengubah cara berfikir dan mindset umat Islam sehingga bercerai berai.
Dua ulama tersebut berharap Indonesia dan Malaysia mewaspadai serangan-serangan seperti yang terjadi di Timur Tengah. Mengignat Indoensia dan Malaysia mayoritas penganut Sunni. ”Harus diwaspadai penyusupan dan infiltrasi dengan melalui berbagai macam cara. Naudzubillah, jangan sampai Islam di Indonesia dan Malaysia jebol karena serangan-serangan tersebut,” kata mereka.
Baca Juga: Arab Saudi Pamerkan Rancangan Sirkuit Qiddiya
Dua ulama tersebut mengatakan bahwa biasanya Wahaby/Salafy menyerang Ahlussunah wal Jamaah dalam masalah-masalah furu’iyah (cabang) secara terbuka dan keras.
Sebaliknya Syiah justeru masuk ke jantung Ahlussunah dengan cara penyusupan dan membuat kekuatan tersendiri untuk merusak barisan Ahlussunah tersebut untuk kemudian menghilangkan pengaruhnya di tengah-tengah masyarakat. ”Biasanya Syiah terlebih dahulu menyerang Wahaby kemudian Wahaby membalasnya,” katanya.
Sedangkan Ahlussunah wal Jamaah yang sejatinya tidak punya kepentingan menyerang, namun justeru menjadi sasaran serangan mereka.
Baca Juga: Cegah Koper Baru Jemaah Tertukar, Kemenag Gunakan Aplikasi Haji Pintar
Mendapat informasi penting itu Kiai Hasyim Muzadi berterima kasih kepada dua ulama tersebut. Ia berharap kita saling mendoakan agar apa yang terjadi di Timur Tengah tak terjadi di Indonesia. ”Semoga Allah melindungi kita semua. Amin ya rabbal ‘alamin,” katanya. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News