BLITAR, BANGSAONLINE.com - Lahar dingin Gunung Kelud dan longsor susulan mengintai proses evakuasi truk dan pengemudi yang terkubur ambrolan tebing di kawasan tambang pasir Sungai Kaliputih Kecamatan GarumKabupaten Blitar. Sebab hujan lebat sewaktu-waktu datang mengguyur sekaligus menyeret material sisa erupsi 13 Februari 2014 lalu.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar, Heru Irawan, di hari keempat evakuasi pihaknya mendatangkan satu unit alat berat bekho yang langsung diangkut truk trailer menuju lokasi. “Dan kita melakukannya ekstra hati-hati. Karena lokasi dan sekitarnya merupakan kawasan berbahaya,“ ujar Heru, Rabu 14 September 2016.
Baca Juga: Satu Orang Tewas Tertimpa Pohon Tumbang Akibat Hujan dan Angin Kencang di Blitar
Lokasi longsor hanya berjarak sekitar 5-7 kilometer dari puncak Gunung Kelud. Di titik petaka di mana material batu dan pasir mengubur truk nopol AG 8514 RH yang dikemudikan Samsul Abidin (20) warga Desa Ringinpitu, Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung memang dikenal sebagai kawasan rawan longsor.
Di sekitar lokasi tebing cadas berketinggian 20 meter itu sedikitnya ada enam titik dengan tingkat kelabilan serupa. Secara umum berada dalam cerukan Sungai Kaliputih. Yakni sungai lahar yang berfungsi menampung aliran lahar Gunung Kelud. Dari jalan utama menuju lokasi musibah, kata Heru memakan jarak tempuh sekitar 6 kilometer.
Tim evakuasi yang terdiri dari petugas BPBD, aparat kepolisian dan muspika melakukan perjalanan dengan menyusuri pinggir sungai. Sebab sudah tidak ada alternatif lain untuk mencapai lokasi.
Baca Juga: 1 Korban Longsor di Kesamben Blitar Akhirnya Ditemukan
“Karena medanya yang berat, perjalanan ini diperkirakan memakan waktu sekitar satu jam. Dan ini sangat berbahaya mengingat hujan deras dari arah utara sewaktu waktu turun,“ terang Heru.
Skenarionya, alat berat yang didatangkan dari Kabupaten Kediri itu akan menggali lubang di sekitar lokasi longsor. Selanjutnya petugas akan menggeser gundukan material batu dan pasir yang menutup badan truk ke dalam lobang. Dengan demikian petugas bisa mengeluarkan bangkai truk dari titik runtuhan. Heru tidak bisa memperkirakan evakuasi akan memakan waktu berapa lama.
Sebab semua sepenuhnya bergantung pada cuaca. “Artinya jika cuaca tidak memungkinkan karena alasan berbahaya tentu kita juga akan menunda proses evakuasi hingga situasi benar-benar aman,“ jelasnya. Mengingat terkubur hidup-hidup empat hari, nyawa sopir truk Samsul Abidin kemungkinan besar sudah melayang.
Baca Juga: Dua Korban Tanah Longsor di Kesamben Blitar Ditemukan Tewas
Pihak BPBD rencananya juga akan langsung mengantarkan jenazah ke rumah duka di Tulungagung.
Sementara sejak terjadi insiden longsor Minggu (11/9) pagi, aktivitas pertambangan pasir di kawasan Sungai Kaliputih berhenti total. Musibah ini bukan pertama kalinya terjadi. Sebelumnya lahar dingin juga pernah menerjang belasan truk pengangkut pasir yang terparkir di pinggir sungai.
Sedangkan musibah yang menimpa Samsul Abidin terjadi saat truk yang dikemudikannya bergerak beriringan dengan empat truk pengangkut pasir lainnya. Posisi paling dekat dengan tebing yang membuat ambrolan batu dan pasir langsung menguburnya hidup-hidup.
Baca Juga: Longsor di Blitar, Satu Korban Berhasil Diselamatkan, Tiga Lainnya Dalam Pencarian
Kapolres Blitar AKBP Slamet Waloya menyatakan menutup lokasi tambang. Selama proses evakuasi berlangsung aparat melarang adanya aktivitas pertambangan. “Sebelumnya sudah ada larangan. Namun masih ada saja penambang yang nekat mencari pasir dan batu,“ ujarnya. (tri/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News