BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Banyuwangi banyak menyuguhkan berbagai pontensi kebudayaan dan pariwisatanya. Salah satunya, destinasi sumur Sritanjung yang terletak di Kelurahan Temenggungan, Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi.
Sumur itu dipercaya ada kaitannya dengan legenda Putri Sri Tanjung dan Patih Sidopeksa. Lokasi sumur Sritanjung yang berada tidak jauh dari pendopo Banyuwangi ini, diyakini warga Banyuwangi airnya berkhasiat bisa menyembuhkan berbagai penyakit.
Baca Juga: Usai Makan Korban Jiwa WNA China, Spot Foto Kawah Ijen Banyuwangi Ditutup
Sumur Sritanjung yang berada di area rumah milik Rusman ini, dipercaya warga Banyuwangi sebagai tempat pemandian keputren.
Tempat ini, konon merupakan tempat petengkaran antara putri Sritanjung dan Patih Sidopokso. Dalam cerita legendanya, patih Sidopokso menuduh putri Sritanjung berselingkuh. Akhirnya putri Sritanjung bunuh diri dan bersumpah bila darahnya berbau busuk, berarti selingkuh. Sebaliknya, jika darah itu darah berbau wangi, berarti dia tidak berselingkuh. Ternyata, darah yang mengalir dari tubuh putri Sritanjung berbau wangi.
“Ini yang akhirnya memunculkan cikal bakal nama Kabupaten Banyuwangi,” terang Rusman, juru kunci sumur Sritanjung, Senin (26/9).
Baca Juga: Khofifah: Tinggal Pilih, di Jatim Ada 1.396 Wisata, ini Destinasi Eksotik Tiap Kabupaten
Rusman mewarisi juri kunci sumur Sritanjung dari mertuanya. Rusman menjelaskan, sumur Sritanjung pernah direnovasi sejak tahun 1976. Area sumur sekarang, berbentuk kotak dan sudah ditembok. Sumur Sritanjung selalu ditutup dan dibuka ketika hendak mengambil airnya.
Di area sumur itu sendiri, terdapat sebuah bokor yang digunakan untuk meletakan dupa juga baskom untuk tempat sisa pembakaran dupa dan tempat sesaji berupa tiga jenis bunga seperti bunga kantil kuning, bunga kantil putih dan bunga kenanga. Kadang kala, bisa bunga melati. Dan bunga sesajen yang dipergunakan tidak boleh bunga yang berwarna merah.
Rusman menambahkan, selain warga lokal dan wisatawan domestik, juga banyak tamu asing dari negara negara di Asia Tenggara, termasuk dari Mesir, Jepang, Australia, Selandia Baru dan China.
Baca Juga: Bulan Madu Romantis di Wisata Tersembunyi Banyuwangi
“Mereka datang ke sini hanya melakukan ritual di sumur Sritanjung. Hari kunjungan yang ramai pada hari Selasa kliwon, Jum’at kliwon, Selasa legi dan Jum’at legi. Waktu kunjung paling banyak, pada malam hari,
“Tergantung niat dan tujuannya. Saya menegaskan siapa saja yang datang di sumur Sritanjung ini harus berdoa menurut keyakinanya masing-masing. Karena banyak orang yang menyalahgunakan, menganggap aura sumur ini bisa menyembuhkan penyakit. Padahal yang bisa nyembukan penyakit itu hanya Tuhan,” katanya
Sesekali, sumur itu kadang mengeluarkan bau wangi. Hal ini, terang Rusman, adalah tanda tanda akan ada peristiwa penting. “Bau harum pada air sumur berkaitan dengan yang baik-baik, sedang bau amis pada bau sumur biasanya para pejabat Banyuwangi terkena masalah.(bwi1/rev)
Baca Juga: Bangga, Gubernur Khofifah Sebut Jawa Timur Punya Banyak Destinasi Wisata Kelas Dunia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News