LDII Akui Anggotanya Jadi Korban Dimas Kanjeng Taat Pribadi

LDII Akui Anggotanya Jadi Korban Dimas Kanjeng Taat Pribadi Ketua DPP LDII, Criswanto Santoso.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Korban penipuan Dimas Kanjeng Taat Pribadi ternyata bukan hanya dari masyarakat biasa saja. Bahkan ormas Islam yang dikenal intelek seperti Lembaga Dakwah Islam Indonesia () mengakui dua anggotanya menjadi korban penipuan Dimas Kanjeng.

Ketua DPP , Chriswanto Santoso mengatakan, pihaknya tidak mengetahui secara pasti jumlah kerugian anggotanya yang tertipu Dimas Kanjeng. Tapi ada dua yang melapor pernah bergabung di Padepokan Dimas Kanjeng, mereka berasal dari Blitar dan Trenggalek.

Baca Juga: Dosen Sosiologi UTM Bedah Buku Potret Perjuangan Ulama Bassra Madura

"Saya mendapatkan laporannya seperti itu, tapi jumlahnya masih belum tahu pasti," kata Chriswanto, ketika jumpa pers persiapan Munas , di kantor DPW Jatim, Senin (3/10).

Chriswanto menambahkan, mereka tergiur iming-iming Dimas Kanjeng yang dapat menggandakan uang dengan cepat, karena motif ekonomi. "Jadi bukan karena alasan agama atau keyakinan, karena nyatanya Dimas Kanjeng itu tidak bisa baca Al Qur'an," ujar Chriswanto.

Anggota dewan pakar MUI Jatim tersebut tidak dapat memberi fatwa apakah Dimas Kanjeng sesat atau tidak. Mengingat fatwa sesat atau tidak adalah domain ketua MUI. Hanya saja persoalan ini akan dibawa ke Munas VIII pada 8-10 November 2016 di Jakarta.

Baca Juga: Ribuan Santri Ponpes Wali Barokah Kediri Gelar Upacara di Peringatan Hari Santri Nasional 2024

Chriswanto pesimis bahwa korban paling banyak dari kalangan cedekiawan dan orang mampu. Namun mayoritas korban penipuan dengan iming-iming cepat memiliki uang banyak adalah masyarakat menengah ke bawah.

"Kalau orang menengah keatas dan cendekiawan saya nilai sedikit menjadi korban. Itupun tidaklah berpengaruh, karena masih memiliki suport lainnya yang dimilikinya," katanya.

Mantan Ketua DPW Jatim tersebut mengakui selama ini penipuan selalu menggunakan kedok agama agar mudah dipercaya. Maka untuk menangkal akan lahirnya korban penipuan kembali, diperlukan rasionalisasi agama dan ekonomi.

Baca Juga: Terima 3 Cagub di Rakorwil, Ketua DPW LDII Jatim Tegaskan Netral Aktif dalam Pilkada 2024

"Persoalannya adalah masyarakat ingin mendapatkan ekonomi, namun dengan cara irasional. Maka fundamental ekonomi masyarakat harus dibangun, "ujarnya.

Salah satu solusinya adalah pertumbuhan ekonomi dibangun melalui sektor ekonomi UMKM. Dengan begitu, masyarakat dapat berfikir rasional untuk membangkitkan perekonomiannya. Dinas Koperasi dan UMKM Jatim harus lebih meningkatkan pelatihan-pelatihan yang mengarah pemberdayaan masyarakat. (mdr/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO