GRESIK, BANGSAONLINE.com - Partai Demokrat (PD) tidak mau kalah start dalam menyiapkan jago mereka untuk running pada Pilkada Gresik yang bakal digelar pada 2020 mendatang. Partai yang memperoleh 5 kursi di DPRD Gresik periode 2014-2019 ini telah menyiapkan jagonya.
"Tentu. kami juga tidak mau kalah ambil bagian menyongsong pesta demokrasi 2020 mendatang. PD Gresik telah menyiapkan jago untuk ditarungkan pada Pilkada nanti," kata Sekretaris DPC PD Kabupaten Gresik, Edi Santoso kepada Bangsaonline.com, Kamis (6/10).
Baca Juga: Bupati Gresik Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran, Ketua PDIP Gresik: DPP Perintahkan Tegak Lurus
Menurut Edi, figur yang dijagokan PD maju pada Pilkada Gresik 2020 tersebut sengaja masih disembunyikan sosoknya. Namun, figur tersebut sudah intens lakukan road show ke desa-desa untuk mengenalkan diri dan diskusi dengan warga soal masa depan Kabupaten Gresik. "Figur kami itu sudah kami kenalkan ke kepala desa dan warganya," jelas ketua FPD DPRD Gresik ini.
Edi menandaskan, road show itu akan terus dilakukan ke semua desa yang tersebar di 330 desa dan 26 kelurahan yang tersebar di 18 kecamatan se-Kabupaten Gresik. "Saat ini, road show kami fokuskan di wilayah Gresik daratan," ungkap politisi senior Demokrat asal Kecamatan Gresik ini.
Kemudian lanjut Edi, road show akan dilanjutkan ke wilayah Gresik kepulauan di pulau Bawean. "Di sana ada dua kecamatan yaitu Sangkapura dan Tambak," katanya.
Baca Juga: Bupati Gresik Ikut Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran, Anha: Dia Bupati Golkar
Untuk memudahkan road show dengan bertatap muka dengan warga yang tersebar di 330 desa dan 26 kelurahan, DPC PD melibatkan PAC dan ranting. "Ini gawe besar Demokrat untuk songsong Pilkada Gresik. Makanya, kami siapkan dengan baik," jelasnya.
Edi menyatakan, Demokrat sengaja menyiapkan sosok figur lebih awal sebagai langkah untuk mengubah paradigma. Sebab biasanya, figur-figur calon pemimpin Gresik muncul secara instan jelang Pilkada. Sehingga, banyak masyarakat yang tidak bisa mengenal dengan baik track record figur tersebut.
"Dampaknya, masyarakat akan diajak ke dalam model pemilihan transaksional. Kondisi tersebut efek negatifnya sangat luar biasa. Di antaranya, sistim pemilihan tidak berjalan demokratis," kata Edi.
Baca Juga: Digelar 26 Februari, Tempat Pelantikan Gus Yani-Bu Min Tunggu Hasil Rapat dengan Gubernur
Lanjut Edi, hal itu akan membuat pemimpin konsen hanya untuk mengembalikan modal, sehingga ia mengeruk kekayaan Gresik untuk kepentingan pribadi ketimbang kepentingan rakyat. Pasalnya ia memenangkan pilkada dengan cara transaksional sehingga membutuhkan modal yang banyak. "Itu yang kami hindari," pungkas Edi.(m.syuhud almanfaluty/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News