GRESIK, BANGSAONLINE.com - Tata kelola pemerintahan dan birokrasi suatu pemerintahan bisa dibilang baik, bila salah satu variabelnya, yakni teamwork (kerjasama) juga berjalan dengan baik di antara para pemangku kebijakan.
Untuk mewujudkan teamwork yang baik, tentu dibutuhkan loyalitas seorang bawahan kepada pimpinan. Artinya, seoarang bawahan sebisa mungkin harus bisa menjaga marwah (kewibawaan) pimpinannya.
Baca Juga: Hadiri Haul Bungah, Plt Bupati Gresik Ingatkan Agar Tak Ada Perebutan Kekuasaan
Namun demikian, tak bisa dipungkiri sepandai apapun seorang pemimpin dalam mengendalikan bawahannya, terkadang langkah pemimpin tersebut masih dianggap tidak fair atau tidak bijak. Padahal pemimpin tersebut sudah berupaya berlaku adil dan bijak terhadap bawahannya.
Kondisi seperti inilah yang kerap membuat seorang oknum bawahan (pejabat) nekat membongkar kasus dan melaporkan pimpinannya ke pihak berwajib untuk merongrong kewibawaannya. Kondisi ini kadang juga dilakukan untuk tujuan tertentu yang bisa menguntungkan si pelapor.
Berdasarkan penelusuran Bangsaonline.com, di era pemerintahan Bupati-Wabup Gresik SQ (Sambari Halim Radianto-Moh.Qosim), beberapa pejabat kerap nekat melempar kasus ke pihak berwajib untuk merongrong kewibawaan SQ. Dalih oknum pejabat tersebut bermacam-macam. Biasanya oknum tersebut ingin mendapatkan suatu jabatan.
Baca Juga: Banggar DPRD Gresik Pastikan Target PAD 2024 Senilai Rp1,597 Triliun Tak Tercapai
Namun ada juga oknum pejabat yang nekat lakukan tindakan tak terpuji tersebut untuk membuat gaduh roda pemerintahan. Bahkan, juga ada oknum pejabat yang memiliki motivasi unsur dislike (ketidaksukaan).
"Saya sengaja lempar kasus tersebut karena keinginan saya untuk bisa menduduki suatu jabatan tidak terwujud," kata seorang pejabat kepada Bangsaonline.com baru-baru ini.
Sekda Gresik, Djoko Sulistia Hadi tidak menampik bahwa roda birokrosi atau pemerintahan tidak bisa lepas dari rasa suka dan tidak suka dari seorang PNS atau pejabat. Baik itu antara pejabat satu dan lainnya. Atau bahkan, antara seorang pejabat dan pimpinan.
Baca Juga: Di Ponpes Tanbihul Ghofilin, Plt Bupati Gresik Sosialisasikan Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak
"Hal itu jelas ada. Dan tidak bisa saya pungkiri," kata Djoko ketika berbincang dengan Bangsaonline.com baru-baru ini. Kondisi tersebut bisa terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya, adanya kebuntuan komunikasi antara bawahan dan pimpinan.
Karena itu, Djoko menyatakan, sebagai seorang top leader (pucuk pimpinan) baru di birokrasi Pemkab Gresik, ia akan berupaya maksimal untuk mewujudkan tata kelola birokrasi yang baik.
Ia akan berupaya mewujudkan teamwork (kerjasama) yang baik antarsemua pejabat dan PNS di lingkup Pemkab Gresik untuk mewujudkan suksesnya suatu program agar bisa menjadikan roda birokrasi dan roda pembangunan makin baik. "Saya ingin pejabat di lingkup Pemkab Gresik guyub," harapnya.
Baca Juga: Pendukung Kotak Kosong di Gresik Soroti Rendahnya PAD 2024
Untuk itu, Djoko meminta PNS sebagai seoarang pamong praja harus bisa menjaga kewibawaan pimpinannya. Ia pun mengimbau agar para pejabat maupun PNS tidak segan saling mengingatkan jika ada yang kurang baik dalam mengambil kebijakan atau bertindak.
"Saya butuh masukan dan dukungan untuk mewujudkan itu semua. Jangan sungkan-sungkan kritik saya atau kasih masukan kalau ada yang tidak benar," pungkasnya. (m.syuhud almanfaluty)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News