GRESIK, BANGSAONLINE.com - Carut marutnya kawasan kota Gresik ternyata tidak hanya tak sedap dipandang mata. Namun, juga membingungkan sejumlah kalangan pebisnis untuk membuka bisnis.
Sebab, area simpul-simpul tempat keramaian di kota Gresik tidak tertata dengan baik dan terintegrasi. Makanya, jangan heran kalau banyak pebisnis yang harus menutup usaha karena sepinya pengunjung.
Baca Juga: Sejak Rabu Air PDAM Gresik tak Mengalir, Sejumlah Wilayah Terdampak
Pengamatan Bangsaonline.com, bisnis di wilayah perkotaan yang tutup di antaranya, stan busana muslim di Jalan Panglima Sudirman Kecamatan Gresik, dan sejumlah rumah makan dan kedai di Jalan Dr. Soetomo Kecamatan Kebomas dan lainnya.
Ironisnya, saat ini di kawasan kota Gresik muncul kawasan kota dadakan. Seperti di komplek Perumahan GKB (Gresik Kota Baru). Padahal kawasan tersebut adalah komplek perumahan. "Kawasan GKB jadi kota dadakan karena sarananya memadahi," kata salah satu pebisnis di kawasan GKB, Sabtu (15/10).
Menurut ia, kawasan GKB saat ini bisa disebut sebagai kawasan perkotaan dadakan atau baru. Sebab, di kawasan ini keramaiannya mengalahkan wilayah yang selama ini diplot pemerintah sebagai titik-titik wilayah perkotaan.
Baca Juga: Izin Keluar, Mie Gacoan Cabang 2 GKB Kembali Beroperasi
Bahkan saking ramainya, kawasan GKB saat ini alih fungsi jadi kawasan niaga atau perdagangan. Sejumlah warga di komplek GKB memilih menjual rumah mereka dipinggir jalan, karena mereka sudah tidak enjoy tinggal di sana. "Terlalu ramai di sepanjang jalan GKB. Karena sudah berubah menjadi kawasan niaga," katanya.
Banyak bangunan rumah disana alih fungsi dari rumah tempat tinggal menjadi tempat usaha. "Sangat layak kawasan GKB jadi sentra kota Gresik," terangnya.
Sementara sejumlah kalangan masyarakat, khususnya kalangan politisi membenarkan, kalau tata kota kawasan kota Gresik masih buruk alias carut marut. Sebab, hingga sekarang masyarakat belum bisa menemukan fakta titik mana di Kecamatan Gresik dan Kebomas yang merupakan wilayah Metropolis Kabupaten Gresik yang menunjukkan sebagai bukti wujud perkotaan.
Baca Juga: Meski Bayar Pajak Restoran dan Parkir, Kepala BPPKAD Gresik Dukung Penutupan Mie Gacoan
"Kami akui, tata kelola kota Gresik masih sangat buruk," kata Ketua DPC PDIP Kabupaten Gresik, Ir. Hj. Siti Muafiyah kepada Bangsaonline.com.
Menurut Muafiyah, Pemkab Gresik sudah seharusnya mulai melakukan penataan kawasan perkotaan. Sehingga masyarakat bisa menikmati indahnya kota.
Banyak hal yang bisa dilakukan Pemkab Gresik untuk menjadikan kawasan perkotaan yang layak. Misalnya, mulai lakukan penataan kawasan niaga atau perdagangan yang terintegrasi. Lalu membuat kawasan untuk pusat-pusat keramaian seperti kawasan kuliner yang representatif dan terintegrasi untuk tempat masyarakat berkumpul, kongkow-kongkow, berwisata kuliner dan berkomunikasi. "Sehingga, kota Gresik terlihat gebyar," terang mantan anggota DPRD Gresik ini.
Baca Juga: Tak Berizin, Gerai Mie Gacoan Cabang 2 di GKB Ditutup hingga NIB Keluar
Ditambahkan Muafiyah, tata kelola kawasan kota yang baik, kota yang layak digunakan tempat tinggal dan tempat jujukan, merupakan salah satu pertimbangan investor masuk ke kota Gresik. "Sudah saatnya Pemkab Gresik memanjakan investor. Jangan sampai mereka kerja dan punya usaha di Gresik, namun tinggalnya di luar Gresik karena merasa kotanya tidak nyaman," pungkasnya. (m. syuhud almanfaluty)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News