GRESIK, BANGSAONLINE.com - Hujan lebat yang mengguyur wilayah Gresik, Sabtu (30/11/2024) kemarin, mengakibatkan kawasan Gresik Kota Baru (GKB) dan pintu masuk sekitar Desa Sukomulyo, Kecamatan Manyar, tergenang banjir.
Dinas Cipta Karya Perumahan dan Kawasan Permukiman (DCKPKP) Gresik bergerak cepat menerjunkan satuan tugas (satgas) untuk membersihkan saluran air di GKB.
Baca Juga: Sering Rusak Akibat Banjir, Kades Banjaragung Ubah Konstruksi Jalan Jadi Cor
"Hari ini kami terjunkan satgas untuk membersihkan saluran air di GKB," ucap Kepala DCKPKP Pemkab Gresik, Ida Lailatussa'diyah kepada BANGSAONLINE, Minggu (1/12/2024).
Saat melakukan pembersihan, tim satgas menemukan banyak sampah dan barang-barang di saluran air. Seperti gedebok (pohon pisang), bantal, dan sampah lain.
"Kemarin Satgas DCKPKP saat bersih-bersih menemukan pohon pisang di saluran air di kawasan Jalan Samanhudi, Gresik," ungkap mantan asisten sekda ini.
Baca Juga: Dilanda Banjir Rob, Pemdes Banyutami Minta Dibangunkan Dam
Ida menyebut, di kawasan Kota Gresik sudah ada 27 saluran perkotaan untuk pembuangan air. Lokasinya, di wilayah Kecamatan Kebomas, Kecamatan Gresik, dan Desa Sukomulyo, Kecamatan Manyar.
"Kanal-kanal air itu selama ini sebagai penampung dan buangan air baik dari rumah tangga mupun hujan," tuturnya.
Menurut dia, sebelum terjadinya banjir, tim satgas DCKPKP sudah intens melakukan pembersihan saluran air di wilayah kota.
Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Gresik Minta Pemkab Mitigasi Banjir Kota
Ida mengungkapkan bahwa banjir di Kota Gresik terjadi karena banyak faktor. Antara lain, perkembangan bangunan yang tidak sesuai peruntukannya.
"Banyak masyarakat mendirikan bangunan yang tidak tertib. Mereka dirikan bangunan di atas lahan bukan peruntukannya," ungkapnya.
Ida mencontohkan, ada warga yang kurang tertib dalam pendirian bangunan. Mereka membangun bangunan di sempadan sungai, di atas sungai, sehingga berdampak pada kapasitas penampungan air dan menghambat aliran sungai.
Baca Juga: Respons Wakil Ketua DPRD Gresik soal Banjir di Kawasan Kota
"Faktor lain, area penyerapan air di kota Gresik sudah penuh bangunan. Ruang terbuka didirikan bangunan sehingga tidak bisa menyerap air. Akhirnya meluber dan lari ke jalan sehingga mengakibatkan genangan hingga banjir," pungkasnya. (hud/van)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News