SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gedung Balai Kota Surabaya kini dipasang empat alat pemeriksaan metal (metal detector) di beberapa titik. Dua titik di Kantor Balai Kota, yakni pintu masuk di depan, satu di pintu masuk Kantor Pemkot Surabaya dan satu lagi di rumah kediaman Wali Kota.
Tindakan peningkatan keamanan ini, sepertinya ada kaitannya dengan peristiwa ancaman bom beberapa hari yang lalu, dengan tuntutan dibukanya kembali lokalisasi Dolly, meskipun akhirnya tidak terbukti.
Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024
Sistem keamanan pun diperketat sejak ancaman bom yang menginginkan prostitusi Dolly dibuka kembali. Pemasangan alat ini, tidak hanya untuk para tamu, juga semua pegawai Pemkot Surabaya pun luput dari pemeriksaan. Petugas dari Linmas Surabaya, akan memeriksa semua barang yang dibawa.
Sementara di rumah kediaman Wali Kota, nampak lebih ketat. Pagar rumah dinas yang biasanya terbuka, kali ini tertutup. Petugas pun tampak sangat selektif menerima tamu, termasuk wartawan. Tapi suasana di rumah dinas tampak lengang karena tak ada kegiatan. Namun, penjagaan lebih ketat dibandingkan pada hari-hari sebelumnya.
Kepala Bakesbangpol Linmas Kota Surabaya Sumarno mengatakan, peningkatan keamanan ini untuk memcegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Terlebih, terkait ancaman bom di Kantor Balai Kota pada Rabu (20/10) malam. Oleh karena itu, Pemkot Surabaya lebih meningkatkan keamanan dengan menggunakan metal detector.
Baca Juga: SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional
"Selain personel, juga ada alat bantu berupa metal detector. Untuk personel, ada 30 anggota yang berjaga. Di rumah dinas wali kota misalnya, biasanya lokasi yang termasuk objek vital ini dijaga empat petugas linmas. Sekarang dijaga 12 orang petugas," kata Sumarno.
Hasil dari pemeriksaan polisi, lanjut Sumarno, tidak ditemukan benda-benda mencurigakan pasca ancaman teror bom di Kantor Bali Kota Surabaya. Tidak hanya itu, Sumarno akan memaksimalkan pelatihan petugas dalam mengoperasikan alat metal detector. "Karena, pengoperasian alat ini tidak mudah. Tidak seperti menyalakan senter," jelas Sumarno.
Tidak hanya Linmas, pelatihan pengoperasian alat metal detector juga akan diterapkan untuk anggota Satpol PP dan Pamdal. Walaupun pelatihan belum selesai, petugas yang sudah mendapat pelatihan sudah dikerahkan. "Penerapan ini memang sudah seharusnya bisa dilakukan oleh Linmas, Satpol dan Pamdal. Jadi, ketika ada ancaman serupa kita bisa langsung mengatasinya seperti apa dan tentunya kita juga bekerjasama dengan kepolisian," tandasnya. (yul/rev)
Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News