Hasil Survei, Elektabilitas Ahok Jeblok jadi 27,5 Persen, Jokowi Dinilai Tak Netral

Hasil Survei, Elektabilitas Ahok Jeblok jadi 27,5 Persen, Jokowi Dinilai Tak Netral

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Hasil survei dari Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) menyatakan Presiden Joko Widodo tidak netral dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta. Jokowi dinilai berpihak pada salah satu calon.

Saat itu responden diberi pertanyaan, 'apakah Presiden Jokowi memihak salah satu calon?' Dari 694 responden sebanyak 52 persen menilai Presiden Jokowi memihak salah satu cagub . Sebanyak 27,8 persen menjawab tidak dan 20,20 persen menjawab tidak tahu.

Baca Juga: Politikus PKS Suswono Dianggap Hina Nabi, Yenny Wahid: Rasulullah Bukan Pengangguran

"52 Persen responden menilai Presiden Jokowi tidak netral," kata Founder Lembaga Survei Kedai Kopi, Hendri Satrio di Kedai Dua Nyonya, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (30/10).

"Namun tidak diketahui ke mana arah ketidaknetralan Presiden Jokowi. Ini tentu menjadi PR buat Pak Johan Budi sebagai juru bicara Presiden," kata Hendri.

Begitu juga dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, responden menilai JK tak netral dalam Jakarta. Sebanyak 41,4 persen menilai Wapres JK juga tak netral.

Baca Juga: Cawe-Cawe Jokowi Jilid II, Disebut Jegal Anies dalam Pilgub DKI 2024

"Sebanyak 41,4 persen menjawab JK juga tidak netral dalam , 33,1 menjawab JK netral dan 25,5 persen tidak tahu apakah JK netral atau berpihak," tuturnya.

Untuk diketahui, survei menggunakan metode multistage random sampling dengan margin error 4 persen. Ada sebanyak 694 responden dari 78 kelurahan di 6 wilayah DKI Jakarta. Survei ini dilakukan sejak 19-24 Oktober.

Selain menilai sikap Jokowi dalam Jakarta, Survei Kedai Kopi juga menyoroti soal elektabilitas masing-masing pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.

Baca Juga: Kehilangan 9 Kursi DPRD DKI Gegara Musuhi Anies, PDIP Bakal Dukung Anies dalam Pilgub DKI?

Dari survei yang dilakukan, elektabilitas calon gubernur Basuki T Purnama (Ahok) turun hingga 27,5 persen. Sementara elektabilitas Anies Baswedan 23,9 persen dan Agus Harimurti Yudhoyono 21 persen.

Survei bertajuk 'Survei Opini Publik Kata Publik tentang Cagub dan Cawagub Jakarta' dilakukan 19-24 Oktober 2016. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan margin error 4. Ada sebanyak 694 responden dari 78 kelurahan di 6 wilayah DKI Jakarta.

"Elektabilitas petahana memang turun hingga di bawah 30 persen. Namun, angka ini tidak pindah ke dua paslon lain, tetapi berpindah ke swing voters menjadi 27,5 persen," kata Hendri Satrio.

Baca Juga: Wacana Reshuffle Menguat, MA Dinilai Layak Masuk Kabinet, Risma Lebih Pas Maju Pilgub DKI

Hendri menuturkan angka 27,5 persen swing voters itu meningkat setelah peristiwa Ahok di Pulau Seribu yang dinilai melecehkan agama. Sebelum peristiwa itu elektabilitas Ahok di survei Kedai Kopi pada September 2016 di angka 39 persen.

"Survei ini dilakukan pada 19-24 Oktober 2016 sebelum pengundian nomor urut. Kebetulan saat itu usai kejadian di Pulau Seribu," ujar Hendri.

Dalam survei ini, dari 694 responden di enam wilayah DKI Jakarta menilai penantang berpeluang mengalahkan petahana. Setidaknya ada 67,7 persen responden meyakini petahana dapat dikalahkan oleh calon lain.

Baca Juga: Dampak Pilgub Jakarta Tidak Signifikan di Jatim

"Menariknya, saat responden ditanya siapa yang bisa mengalahkan petahana sebanyak 40,60 persen oleh Anies Baswedan. Angka ini sangat tipis dengan Agus Harimurti Yudhoyono 40,10 persen. Sangat tipis perbedaannya," tutur Hendri.

Sementara mengenai sosok yang berpengaruh terhadap keinginan untuk memilih pasangan calon, Kedai Kopi menilai sosok petinggi partai tidak mempengaruhi pilihan masyarakat terhadap 3 pasangan calon di Jakarta 2017. Sosok Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP nyatanya tak banyak berpengaruh pada pilihan masyarakat untuk memilih pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot).

"Hanya ada 24,5 persen yang menyatakan memilih pasangan Ahok-Djarot karena ada sosok Megawati sebagai Ketua umum partai. Sementara 58,6 persen mengatakan tidak terpengaruh oleh sosok Megawati. Sementara sisanya 16,9 persen tidak tahu," kata Hedri Satrio.

Baca Juga: Anies-Sandi Menang, Wanita Ini Siap Tepati Janji Potong Payudara, Ruhut Janji Potong Kuping

Begitu pula, sosok Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang merupakan Ketua Umum Partai Demokrat terhadap pemilih pasangan Agus-Sylvi. Meski SBY merupakan ayah dari Agus Harimurti Yudhoyono, namun hal itu tak menjadi alasan utama pemilih mendukung Agus.

"Sebanyak 53,5 persen menyatakan sosok SBY tidak memengaruhi dirinya dalam memilih pasangan Agus-Sylvi. Hanya ada 29,8 persen yang mengatakan memilih Agus-Sylvi karena ada sosok SBY di baliknya. Sisanya 16,7 persen tidak tahu," papar Hendri.

Begitu juga dengan sosok Prabowo Subianto sebagai Ketua umum Partai Gerindra terhadap pasangan Anies-Sandi. Hanya ada 22,9 persen yang memilih pasangan Anies-Sandi karena sosok Prabowo.

Baca Juga: Siapkan Konferensi Pers '#Ba2ukiDjarotMenang', Ahok-Djarot Ucapkan Selamat pada Anies-Sandi

"Sebanyak 56,3 persen mengaku faktor Prabowo bukanlah hal yang menentukan dirinya akan memilih pasangan Anies-Sandi. Sementara 20,8 persen menjawab tidak tahu," ujar Hendri.(mer/det/yah/tic/lan)

Sumber: merdeka.com/detik.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO