JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menegaskan tak sakit hati meski kalah dari Joko Widodo dalam Pilpres 2014 lalu. Prabowo mengutarakan hal ini di hadapan Presiden Joko Widodo saat keduanya bertemu di Istana Merdeka, Jakarta. Kedatangannya itu merupakan kunjungan balasan. Keduanya juga menyempatkan diri untuk makan siang bersama.
Prabowo menegaskan dirinya mendukung pemerintahan dan tak pernah terpikir untuk menjegal Jokowi dari posisinya sebagai Presiden. "Sehari sebelum beliau dilantik waktu Oktober 2014, saya ucapkan selamat anda mendapatkan mandat, saya tidak akan menjegal bapak," kata Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/11).
Baca Juga: Jokowi Terkunci dan Game Over, Jika Mega Bertemu Prabowo
Prabowo kembali menegaskan dirinya berkomitmen dalam membantu Joko Widodo memimpin pemerintahan. Mantan Pangkostrad ini menegaskan siap kapan pun dan di manapun apabila diminta bantuan oleh Jokowi.
"Saya berkewajiban apabila dibutuhkan saya siap untuk membantu pemerintah kapan pun di manapun saya siap," ujarnya.
Meski demikian, Prabowo tak segan akan melontarkan kritik apabila Jokowi dalam memimpin pemerintahan mengambil langkah yang menurutnya keliru. Namun, dia menegaskan kritik bersifat membangun dan tak menjurus kepada kekerasan.
Baca Juga: Gerindra Sebut PDIP Dukung Pemerintahan Prabowo Subianto
"Jadi kritik itu ya bagus asal tidak destruktif dan tidak mengarah ke kekerasan itu yang kita harus hindari sebagai bangsa," ujarnya.
Baik Prabowo maupun Jokowi menegaskan komitmen mereka untuk menjaga NKRI dan Pancasila. "Nilai-nilai kita sama. NKRI, Pancasila dan UUD 1945. Kita tidak berbeda," tegas Prabowo.
Prabowo juga meminta masyarakat berhenti bertikai. Menurutnya sebagai satu bangsa, cara menyelesaikan masalah adalah kesejukan dan melalui musyawarah. "Kita bisa melalui proses dan cobaan ini," kata Prabowo.
Baca Juga: Jokowi Gusar, Prabowo dan Pimpinan Parpol Tak Membela saat Masuk Presiden Terkorup Dunia
Menurut Prabowo, Indonesia selalu menjadi incaran pihak tertentu. "Indonesia ini selalu menjadi incaran kekuatan-kekuatan besar. Kita berkewajiban memelihara kesatuan dan kesejukan," kata Prabowo.
Kata dia, banyak pihak iri dengan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia. Oleh karena itulah, Indonesia selalu menjadi incaran. "Kita tidak boleh terpancing dengan hal-hal yang membahayakan keutuhan nasional," ajaknya.
"Kita tidak inginkan kita terpecah belah gara-gara perbedaan politik, karena sangat mahal harganya bagi NKRI," ujar Jokowi.
Baca Juga: Tinjau MBG di Bangkalan, Khofifah: Dapur Umum di Baghdad Jadi Referensi Presiden Prabowo
Selain membahas masalah domestik, keduanya juga membicarakan persoalan ekonomi baik yang tengah dihadapi Indonesia dan dunia. Sayangnya, tidak dijelaskan secara resmi isi pembicaraan itu.
Jokowi mengaku sangat senang dikunjungi oleh Prabowo. Dia berharap kedatangannya itu menjadi contoh bagi masyarakat. "Ini sangat baik, kunjungan sangat baik. Saya berharap budaya seperti ini juga sampai ke bawah," ucap Jokowi.
Sementara Waketum Partai Gerindra Arief Poyuono mengatakan, keakraban Jokowi dan Prabowo harus dicontoh oleh para elite politik di Indonesia. Keakraban itu, kata Arief, menunjukkan keduanya sudah melupakan rivalitas yang terjadi saat Pilpres 2014 lalu.
Baca Juga: Said Didu Beberkan Alasan Jokowi Masuk Finalis Pemimpin Terkorup Versi OCCRP
Arief menyinggung hubungan antara Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tidak pernah akur dan cenderung terbawa konflik pribadi. Hubungan antara SBY dan Mega sangat kontras dengan Jokowi dan Prabowo.
"Justru keakraban Prabowo dan Joko Widodo harus dicontoh oleh elite politik nasional yang pernah menjadi rival dalam pemilihan presiden, tetapi setelah selesai dan Pak Joko Widodo menang mereka tetap bisa bersahabat secara ikhlas dan lahir batin," kata Arief.
"Jangan kayak Ibu Mega dan Pak SBY yang hingga hari ini tidak bisa duduk bersama dan bersahabat dan terbawa ke perseteruan pribadi," sambungnya.
Baca Juga: Antara Prof Romli dan Mahfud MD, Siapa Lebih Dipercaya Publik Terkait Wacana Memaafkan Koruptor
Menurutnya, pertemuan Jokowi dan Prabowo menunjukkan mereka memiliki sikap seorang ksatria dan negarawan. Terbukti, Jokowi pun tidak sungkan meminta masukan dari Prabowo atas kondisi dan masalah nasional saat ini.
"Jadi masyarakat bisa melihat kalau Pak Prabowo itu berjiwa satria dan negarawan sama dengan pak Joko Widodo. Dan Pak Joko Widodo sangat menghormati Pak Prabowo sebagai seorang senior yang bisa dimintakan masukan oleh Pak Joko Widodo," terangnya. (mer/tic/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News