GRESIK, BANGSAONLINE.com - Target Bupati Sambari Halim Radianto dan Wabup Moh. Qosim bisa menorehkan pembukuan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) pada tahun 2021 antara Rp 6,5-7 triliun, tampaknya seperti api jauh dari panggang.
Betapa tidak, APBD Gresik tahun 2017 yang ditargetkan tembus Rp 3 triliun lebih, tidak bisa diwujudkan.
Baca Juga: Belanja THL Kabupaten Gresik Capai Rp180 Miliar, Anha: Output dan Outcome Harus Jelas
Terbukti, dalam paripurna pengesahan APBD 2017 Rabu (30/11), kekuatan APBD 2017 hanya bisa terbukukan Rp 2,9 miliar lebih.
Padahal, target belanja APBD 2017 diestimasikan sebelumnya tembus Rp 3.050 triliun. Sehingga, terjadi defisit kisaran Rp 32 miliar atau 1,2 persen. "Memang APBD Gresik 2017 pasca finalisasi dan pengesahan mengalami defisit Rp 32 miliar atau 1,2 persen," kata Ketua FPDIP DPRD Gresik, Mujid Riduan, Rabu (30/11).
Menurut Mujid, terjadinya defisit pada APBD 2017 tersebut karena faktor kebutuhan belanja baik langsung maupun tidak langsung tidak berbanding lurus dengan potensi PD (Pendapatan Daerah), baik yang bersumber dari PAD (Pendapatan Asli Daerah), Dana Perimbangan, Dana Bagi Hasil, dan pendapatan lain yang sah.
Baca Juga: Banggar DPRD Gresik Pastikan Target PAD 2024 Senilai Rp1,597 Triliun Tak Tercapai
Konsekuensinya, tambah Mujid, dengan adanya defisit tersebut, maka ada sejumlah program/kegiatan harus dilakukan rasionalisasi dan efisiensi.
Sebelumnya, pada saat DPRD menggelar rapat paripurna dengan agenda pembacaan nota keuangan RAPBD 2017, 7 November lalu, Wabup Moh. Qosim menyatakan kekuatan APBD ditargetkan tembus hingga Rp 3,050 triliun.
Anggaran sebesar itu bersumber dari beberapa sektor pendapatan. Di antaranya, PAD yang ditargetkan mencapai Rp 944. Kemudian, dari dana perimbangan sebesar Rp 1,515 triliun, serta dari pendapatan daerah lain yang sah sebesar Rp 590 miliar lebih. (hud/rev)
Baca Juga: Pendukung Kotak Kosong di Gresik Soroti Rendahnya PAD 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News