Korban Tewas Pesta Miras Oplosan di Jabon Bertambah

Korban Tewas Pesta Miras Oplosan di Jabon Bertambah ilustrasi

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Korban tewas akibat menenggak minuman keras (miras) oplosan di Kecamatan Jabon bertambah satu. Yakni, Mat (26 tahun) warga Pilangsari, Beji, Pasuruan. Dia menghembuskan nafas terakhir Kamis (15/12) kemarin sekitar pukul 15.30 WIB.

Dengan begitu, total korban jiwa menjadi empat orang. Sebab, sebelumnya sudah ada tiga orang yang meregang nyawa.

Sampai saat ini polisi masih terus melakukan penyelidikan. Upayanya adalah meminta keterangan keluarga korban sampai mencari asal usul miras yang dikonsumsi. Mereka berharap dapat menemukan penyebab pasti tewasnya para korban.

“Untuk penyebab pastinya masih kami selidiki,” kata Kapolsek Jabon AKP Subadri, Jumat (16/12).

Subadri mengungkapkan bahwa pihaknya menemui kendala dalam melakukan penyelidikan. Sebab, tidak ada saksi mata yang melihat para korban berpesta miras. Hanya, keterangan yang dihimpun dari sejumlah warga memiliki kesamaan. Empat korban yang meninggal dunia hampir setiap hari menenggak miras. “Keluarga korban juga tertutup semua. Mereka mengaku ikhlas dan menolak untuk dilakukan visum,” paparnya.

Menurut dia, langkah yang paling memungkinkan saat ini adalah mencegah adanya kejadian serupa. Untuk mewujudkannya dia menggiatkan razia peredaran miras. Beberapa jam usai korban tewas sejumlah polisi mendatangi sejumlah tempat yang terindikasi menjual miras.

Subadri mengatakan, ada empat lokasi yang dirazia. Mulanya, petugas merazia dua tempat di Desa Trompo Asri, Jabon. Lalu, berlanjut ke dua tempat di Desa Kedungrejo, Jabon. “Belasan botol minuman keras kami amankan,” tuturnya.

Mantan Kapolsek Sukodono itu menjelaskan, keluarga korban tidak melaporkan kejadian itu ke polisi. Mereka sudah ikhlas dan mengganggap peristiwa itu sebagai musibah

“Informasi yang masuk, semua korban dari kecil sudah doyan minum,” ujar perwira menengah dengan tiga balok di pundak tersebut.

Budiman, salah seorang warga Trompo Asri menyatakan, pesta miras yang berlangsung Selasa malam (13/12) diikuti lima orang. Selain keempat korban, satu orang lainnya adalah Feri. Dia merupakan warga Dusun Jangan Asem I, Trompo Asri. “Empat orang itu sedang merenovasi rumah Feri,” ungkapnya.

Feri merupakan seorang penjual miras. Menurut kabar yang beredar di masyarakat, pria 43 tahun itu adalah yang menyediakan miras kepada para korban. “Sebenarnya sering dirazia, tapi tetap saja berjualan. Mungkin hanya sidang tipiring, jadi tidak kapok,” ucap Subadri.

Nah, dugaan miras yang dikonsumsi tidak layak ditenggak dikuatkan dengan pengakuan kerabat Suliyanto, salah satu korban tewas. Sekitar dua jam sebelum meregang nyawa, korban diketahui meminta ibunya untuk menanyakan komposisi minuman yang diberikan Feri.

Menurut dia, korban merasa badannya terasa panas beberapa jam setelah mengkonsumsi miras. Padahal, Suliyanto mengaku hanya meminum sedikit.

“Bu, tolong takono Feri aku diombeni opo. Ngombe titik kok koyo ngene, opo mane Heri sing ngombe akeh (Heri Kurniawan, korban tewas lainnya),” katanya menirukan ucapan korban.

Menurut keterangan warga, miras yang dikonsumsi para korban adalah oplosan yang disiapkan Feri menjelang tahun baru. Miras jenis arak itu dioplos dengan serbuk pentol korek dan obat kuat.

Sampai saat ini keberadaan Feri masih misterius. Ketika didatangi polisi, keluarganya mengaku yang dicari petugas sedang dirawat di sebuah rumah sakit kawasan Pasuruan. Sebab, tubuhnya sangat lemas setelah mengkonsumi miras oplosannya sendiri. Matanya juga terasa kabur seperti empat korban tewas. Saat kami datangi, tempat tinggalnya juga tertutup rapat. (cat/rev)