TUBAN, BANGSAONLINE.com - Harga hewan ternak di pasaran Desa Sugihan, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban terus menurun. Anjloknya harga ternak lantaran lesunya permintaan pangsa pasar.
Pedagang hewan sapi asal Purwodadi, Jawa Tengah, Sugito saat ditemui di pasar hewan Jatirogo, Jum'at (13/1) mengakui adanya penurunan harga dan daya beli masyarakat. Biasanya, sehari ia bisa menjual 4 sapi atau lebih di pasar Jatirogo. Tapi akhir-akhir ini mentok hanya 2 ekor saja.
Baca Juga: 40 UMKM Binaan Pemkab Tuban Siap Ekspor Produk ke Luar Negeri
Kata Sugito, selain sepinya pembeli, para peternak juga mengeluhkan naiknya biaya transportasi.
"Kalau dari Purwadadi biasanya Rp 1 juta 200 ribu, sekarang menjadi Rp 1 juta 300 ribu. Jadi, ada kenaikan di ongkos tranportasi," katannya.
Hal yang sama disampaikan Sukijan, penjual Kerbau asal Tuban. Ia menyampaikan, lesunya daya beli juga dikarenakan iklim kondisi masyarakat yang belum panen. Sehingga, untuk beli hewan kerbau tidak berani.
Baca Juga: Even 100 Persen Tuban Berlangsung Semarak, Wujud Nyata Majukan UMKM
"Saat ini saya bawa 4 ekor kerbau. Soal harga sekarang murah, kerbau jantan Rp 15 juta, betina Rp 12 juta, sedangkan anak kerbau Rp 8 juta sampai 7 juta. Sementara biasanya harganya bisa mencapai Rp 20 juta," ujarnya.
Sedangkan menurut, Sutomo, seorang pedagang domba ternak asal Sugihan, Kecamatan Jatirogo, situasi ekonomi yang tidak stabil menjadi pemicu sepinya pembeli awal tahun ini. Adapun hewan domba jenis gibas mengalami penurunan harga di kisaran Rp 300 ribu - 500 ribu.
"Biasannya, domba betina Rp 1 juta. Namun, sekarang dipatok harga Rp 600 - Rp 800 ribu," jelasnya.
Baca Juga: Jelang Ajaran Baru, Toko Perlengkapan Sekolah di Tuban Diserbu Pembeli
Namun, penurunan pembeli hewan ternak ini tidak dirasakan Bendi, selaku pengelola pasar hewan Desa Sugihan, Jatirogo. Berdasarkan data keluar - masuknya retribusi karcis, tercatat masih stabil dengan menghabiskan 600 sampai 700 karcis. "Untuk 1 ekor sapi Rp 7.000, sedang untuk Domba Rp 2.000," rincinya.
"Kalau transaksi pembelian dan penjualan dari masyarakat dan petani memang sepi, tapi transaksi dari tengkulak luar kota masih stabil," pungkasnya. (ahm/wan/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News