PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Salah satu Pondok Pesantren tertua di daerah Pasuruan timur, yaitu PP Fathul Lathif, di Dusun Panjen, Desa Patuguran, Kecamatan Rejoso, kebanjiran dengan ketinggian air hingga 1,5 meter.
"Santri dan warga sini gak kaget dengan banjir seperti ini," ujar anggota keluarga besar ponpes, KH Lutfi Adnan MPdi, atau Gus Lut.
Baca Juga: Warga Pandaan Jadi Korban KDRT WNA Australia, Penasihat Hukum Keluhkan Kinerja Polres Pasuruan
Ketua MWC NU Rejoso ini menjelaskan, banjir seperti sekarang ini bisa 6 hingga 10 kali terjadi di wilayah Rejoso setiap musim hujan. "Meski begitu, santri tetap belajar beski banjir. Meski ketenangan tergangu," kata dia.
Padahal, Sabtu (14/1) besok ponpes mengadakan Pelatihan Kader Penggerak NU (PKPNU) yang diadakan oleh MWC NU Rejoso, selama dua hari. Karena banjir, maka kegiatan dioindah ke Masjid Al-Bakka Rejoso.
Baca Juga: Persiapan Persekabpas Hadapi Liga Nusantara, Exco PSSI Rapat Bersama Klub Anggota Askab
"Kali Rejoso terakhir dikeruk pata tahun 1980-an, sekarang sudah dangkal. Jadi, banjir di sini karena air dari dua sungai, yaitu sungai buangan dari danau ranu, dan Sungai Rejoso. Pemkab hanya melakukan pelebaran sungai, dan tanah bekas galian sungai dijadikan tanggul. Ketika hujan, tanah itu masuk lagi ke sungai,” kata dia.(afa/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News