NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Setiap desa memiliki potensi alam dan sumber daya manusianya masing-masing. Hal tersebut rupanya disadari oleh Muhammad Arif (39), warga Desa Keweden, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk. Melihat banyaknya potensi, ia kemudian berinisiatif membangun desanya mejadi desa wisata, bernama Dewi Keen.
“Semula saya merupakan pendamping lokal desa di Bapenmas yang bertugas untuk memunculkan potensi yang dimiliki oleh suatu desa, dan mau ditampilkan seperti apa. Dari situ saya terdorong untuk mengangkat desa tempat tinggal saya. Saya pun mengajak dua rekan saya, bernama Bu Siti Nur Imamah dan suaminya, Pak Jaya, untuk mengonsep desa wisata ini,” kata Arif.
Baca Juga: Bupati Marhaen Ajak Lestarikan Budaya Siraman Sedudo
Konsep desa wisata di Desa Keweden, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk sendiri sebenarnya telah dipikirkan Arif sejak tahun 2009, namun baru berhasil terealisasikan di tahun 2016.
“Tanggal 4 Desember 2016, saya dan rekan-rekan datang ke sini untuk lihat lokasi. Hari berikutnya, kami mengajak warga desa (desa Keweden) untuk kerja bakti bersama-sama untuk membangun desa wisata ini,” tambahnya.
Penamaan Dewi Keen yang menjadi nama desa wisata ini juga merupakan usul dari Arif. Dewi Keen sendiri tidak memiliki arti khusus, tetapi dapat dibuat singkatan dari Desa Wisata Keweden.
Baca Juga: Air Terjun Sedudo Ramai Lagi, Pengelola Diminta Lengkapi Fasilitas untuk Lansia dan Disabilitas
Hanya butuh sekitar 3 minggu, lahan yang dulunya merupakan ladang tanaman ketela berhasil disulap menjadi Desa Wisata Dewi Keen. Tanggal 28 Desember 2016, Desa Wisata Dewi Keen ini resmi dibuka, dihadiri oleh Gus Wakhid selaku Wakil Bupati Nganjuk, Camat Ngetos, dan beberapa petugas dari Dinas Pariwisata Kabupaten Nganjuk.
Desa wisata ini mengusung konsep wisata outdoor bagi anak-anak, pemuda atau pun keluarga. Selain itu, desa wisata ini juga telah menyediakan beberapa wahana permainan seperti playground, flying fox, pelampung untuk renang, dan pemandangan khas pedesaan alami.
Ke depannya, Arif merencanakan akan membangun kolam renang, camping ground, hingga tempat produksi produk-produk yang dihasilkan oleh warga setempat, sehingga pengunjung dapat melihat proses dari souvenir ataupun produk makanan dan minuman dari desa Keweden.
Baca Juga: Tak Kunjung Dibuka, Taman Pandan Wilis Nganjuk Kangen Pengunjung
Selain desa wisata, Arif juga mendirikan Sekolah Rakyat yang berfungsi sebagai tempat bagi warga Desa Keweden untuk mempelajari keahlian-keahlian yang dimiliki oleh masing-masing warga.
“Sekolah Rakyat didirikan sebagi tempat belajar bagi warga desa (Desa Keweden) yang memiliki skill-skill tertentu, kami ajarkan agar mereka dapat mengasahnya dan menjadikannya sebuah produk, lalu hasilnya nanti dapat dijual di desa wisata ini,” terang bapak yang juga dipercayai sebagai Direktur Utama Desa Wisata Dewi Keen ini.
Beberapa hasil kerajinan tangan yang diproduksi warga Desa Keweden telah dipasarkan di toko souvenir di Desa Wisata Dewi Keen seperti lukisan, ukiran foto, gantungan kunci, kerajinan bunga dan tas dari plastik dan mika, serta aneka jajanan dan kopi bubuk.
Baca Juga: Perhutani Nganjuk Tawarkan Wisata Mengenal dan Mengolah Tanaman Kayu Putih
Dengan adanya Desa Wisata dan Sekolah Rakyat, warga desa Keweden mengaku sangat senang. Seperti yang dialami oleh Arif Widodo (26), salah satu warga desa Keweden yang bekerja sebagai tukang parkir di Desa Wisata Dewi Keen.
“Senang, karena sudah ada lapangan pekerjaan di sini, jadi kalau mau cari kerja ga usah ke luar (Nganjuk). Kita sekarang bisa kerja di sini sekaligus juga bisa mengangkat dan mengenalkan desa kita ke orang-orang,” ucap Arif.
Walaupun baru dibuka akhir tahun 2016, jumlah pengunjung yang datang ke Desa Wisata Dewi Keen mampu mencapai 1527 pengunjung, dari tanggal 1 hingga 14 Januari 2017. Berdasarkan data, beberapa pengunjung tidak hanya berasal dari Desa Keweden, namun juga di luar Desa Keweden, bahkan ada yang dari luar Nganjuk seperti Kediri, Bojonegoro, Jombang dan Blitar.
Baca Juga: Songsong Pembanguan LWS, Bupati Nganjuk Tinjau Kawasan Agrowisata
“Tempatnya enak buat nongkrong, walaupun masih belum ada apa-apa. Semoga segera ditambah lagi wahana kayak wahana permainan atau wahana air biar tambah menarik,” ujar Marfuah (18), warga Desa Bloko, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk.
Hal serupa juga dirasakan Ndari (40), warga Kelurahan Mangundikaran, Kecamatan Nganjuk, Kabupaten Nganjuk yang baru pertama kali datang mengunjungi desa wisata tersebut.
“Kemarin-kemarin saya lihat di sini ada apa, kok ada gubuk-gubuk sama orang mbangun-mbangun gitu,” terang Ndari. Ternyata setelah saya tanya-tanya mau dibuat Desa Wisata, jadi hari ini saya baru bisa ke sini sama keluarga,” kata Ndari. (njk1/rev)
Baca Juga: Bupati Nganjuk Siap Kenalkan Air Terjun Sedudo ke Mancanegara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News