NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Obyek Wisata Air Terjun Sedudo yang terletak di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, kembali ramai pengunjung setelah sempat tutup akibat pandemi Covid-19.
Sejumlah wisatawan datang dari beberapa daerah, salah satunya Mita (48), pengunjung asal Surabaya. "Saya senang dengan keindahan alam Sedudo, suasananya sejuk dan sangat alami," kata Mita yang mengaku baru kali ini berkunjung ke Air Terjun Sedudo, Sabtu (13/11).
Baca Juga: Tembus Pasar LN dan Serap Tenaga Kerja Lokal, Khofifah Apresiasi Agrobisnis Bibit Buah di Nganjuk
Dalam kesempatan ini, Mita juga mengusulkan kepada pengelola wisata agar menambah fasilitas untuk memudah lansia dan disabilitas.
"Saya berharap kepada pengelola agar dibuatkan tangga, khusus lansia atau disabilitas supaya mudah ke lokasi air terjun," ujarnya kepada BANGSAONLINE.com.
(Mita (kiri) saat selfie dengan latar belakang Air Terjun Sedudo)
Baca Juga: Pj Bupati Nganjuk Pertahankan Kearifan Lokal di Bulan Suro
Hal senada disampaikan Arya (16), pelajar asal Nganjuk. Remaja yang sudah dua kali mengunjungi Sedudo ini berharap pengelola menambah fasilitas wisata agar pengunjung bisa nyaman.
Biaya masuk ke Sedudo sendiri relatif murah. Harga tiketnya 10.000 rupiah untuk dewasa dan 8.000 rupiah untuk anak-anak.
Air Terjun Sedudo berjarak sekitar 30 km arah selatan Ibu Kota Kabupaten Nganjuk. Wisata yang berada pada ketinggian 1.438 meter dpl ini menyimpan mitos. Konon, orang yang mandi di Air Terjun Sedudo saat bulan Sura (kalender Jawa) bisa awet muda. Karena itu, wisata ini sangat ramai pengunjung saat bulan Sura.
Baca Juga: Antusias Warga Tinggi, Pj Bupati Nganjuk Apresiasi Baksos Periksa Kesehatan Gratis
Selain itu, setiap Tahun Baru Jawa, Air Terjun Sedudo juga dijadikan tempat untuk upacara ritual memandikan arca dalam Upacara Parna Prahista. Dalam proses itu, sisa air yang digunakan untuk memandikan arca dipercikan kepada keluarga agar mendapat berkah keselamatan dan awet muda.
Hingga sekarang, Pemkab Nganjuk rutin melaksanakan acara ritual Mandi Sedudo setiap tanggal 1 Suro.
Tradisi yang tak kalah penting yaitu adalah Jamasan Pusaka, yang biasanya dilakukan di kantor Desa Ngliman. Jamasan Pusaka adalah tradisi mencuci pusaka-pusaka seperti keris, tombak, dan pusaka-pusaka peninggalan Kerajaan Majapahit lainnya. (raf)
Baca Juga: Tim Kurator Balai Harta Peninggalan Surabaya Gali Potensi Harta Pailit PT RRI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News