Wisata Coban Unut dan Sekartaji di Nganjuk akan Dikembangkan

Wisata Coban Unut dan Sekartaji di Nganjuk akan Dikembangkan Wisata Air Terjun Coban Unut, salah satu obyek wisata rintisan BKPH Pace. foto: INTAN/ BANGSAONLINE

NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Terletak di kaki Gunung Wilis, menyebabkan Nganjuk memiliki area perhutanan yang luas. Tak hanya hutan, terdapat juga potensi alam lain seperti air terjun, sungai dan perbukitan.

Hal itu mendorong Perum Perhutani mengembangkan obyek wisata di kawasan hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani. Pengembangan obyek wisata di area hutan ini merupakan salah satu realisasi dari PP no. 72 tahun 2010 tentang pengelolaan hutan di seluruh hutan Pulau Jawa dan Madura oleh Perum Perhutani.

Baca Juga: Bupati Marhaen Ajak Lestarikan Budaya Siraman Sedudo

Menurut Afanudin, Asisten Perhutani (Asper) Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Pace, saat ini pihaknya sedang melakukan rintisan pengembangan 23 obyek wisata yang tersebar di 6 Resor Pemangkuan Hutan (RPH) di bawah BKPH Pace. Bentuk wisata yang akan dikembangkan ada empat, yaitu wisata air, wisata religi, wisata pendakian dan wisata pemandangan alam.

“Untuk saat ini, kami masih merintis atau melakukan uji coba terhadap 23 obyek wisata yang berada di bawah kewenangan BKPH Pace,” kata Afanudin kepada Harian Bangsa (22/02).

Salah satu obyek wisata rintisan BKPH Pace adalah Air Terjun Coban Unut dan Sekartaji, yang masuk wilayah RPH Desa Bajulan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk. Air Terjun Coban Unut dibentuk sebagai obyek wisata air, sedangkan Sekartaji akan dibentuk menjadi wisata pendakian dan religi. Dua wisata ini merupakan obyek wisata kedua yang ada di desa tersebut, setelah Roro Kuning.

Baca Juga: Air Terjun Sedudo Ramai Lagi, Pengelola Diminta Lengkapi Fasilitas untuk Lansia dan Disabilitas

Pengembangan kedua obyek wisata juga melibatkan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) setempat, yaitu LMDH Wonoasri. Kerjasama yang dilakukan kedua belah pihak disepakati pada tanggal 1 Januari 2017. Hasilnya, kedua belah pihak akan saling membantu dalam pengembangan dan pengelolaan dua obyek wisata tersebut. Selain itu, mereka juga sedang membangun fasilitas yang dapat mempermudah akses pengunjung.

Untuk saat ini, baik pihak Perhutani dan LMDH belum mengeluarkan tarif masuk dua obyek wisata ini, karena masih dalam tahap promosi dan menarik minat pengunjung. Sehingga, dana yang dibutuhkan untuk pengembangan obyek wisata masih berasal dari swadaya masyarakat. (njk1/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Ke Wisata Watu Lawang, Menikmati Pemandangan Gunung Wilis dan Pegunungan Ngliman':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO