SURABAYA (bangsaonline) - Sebagian besar PSK Dolly memang pulang kampung, namun ada sebagian lagi yang memilih menghabiskan waktu di kos-kosan, di wilayah sekitaran Dolly.
Seperti yang berada di RW03, terdapat 10 gang dimana tiap 1 gang berisikan 10 wisma terdiri 10 mucikari. "Di wilayah RW03,satu wisma terdapat 3 hingga 5 PSK dan diperkirakan 30 %PSK engan pulang kampung," kata Ketua RW03.
Baca Juga: Komunitas Jarak Dolly Surabaya Beri Bantuan di Dua Yayasan Panti Asuhan
Kemarin, petugas gabungan melakukan pemeriksaan di tiap-tiap wisma. Eko, salah satu pemilik wisma di gang Dolly mengatakan petugas gabungan tersebut memeriksa wisma dan memastikan tidak ada PSK didalamnya. "Cuma ngecek mas. Ada anak-anak (PSK) atau tidak," ujar Eko.
Pasukan gabungan berjalan memeriksa setiap wisma yang ada di gang Dolly untuk mengecek satu persatu. "Tapi ya tidak ada hasilnya, wong semua (PSK) sudah pada pulang kok. Kita ini tertib mas. Kalau waktunya libur selama bulan puasa, kita pasti libur," bebernya.
Lalu, apa yang dilakukan PSK ini dikos-kosan? Satu sumber aparat kampung yang enggan namanya dikorankan, mengatakan para PSK ini tetap melaksanakan praktik prostitusi. Mereka berzina di kamar kompleks kos-kosan, yang umumnya juga dihuni para PSK ini. "Atau mereka berzina di hotel," kata si aparat kampung ini.
Baca Juga: Komunitas Jarak Dolly Bagikan 350 Nasbung pada Warga dan Pengendara di Bekas Lokalisasi
"Kebanyakan PSK kos tidak jauh dari wisma biasa dia (PSK) bercokol, dan mereka menerima tamu yang sudah menjadi pelanggan tetapnya," kata YB.
Satu pelanggan PSK yang berpraktik di sebuah wisma Jl Putat Jaya gang Lebar B, YN (36) warga Surabaya, meski memasuki Ramadan, dan Dolly tutup selamanya, dia tidak gusar.
Hasrat birahinya tetap bisa tersalurkan dengan satu PSK asal Jombang yang berinisial SS (30). "Aku biasanya telepon dulu," kata YN.
Baca Juga: Puluhan Bonek-Bonita Jarak-Dolly Berbagi Takjil Nasbung dan Jajanan
"Jadi, meski wismanya sudah tutup, saya masih bisa bertemu SS. Kalau memang situasinya aman, aku disuruh datang ke kos-kosan. Dan kita bermain di kamar itu. Untuk tarif, seperti biasanya. Dan sepanjang puasa ini, SS juga mengatakan tidak pulang," kata YN.
Malah memasuki bulan puasa ini, YN merasa akan diuntungkan. Pasalnya, dia memrediksi pelanggan SS akan jauh berkurang. Dengan demikian, sangat mungkin tarif akan dibandrol lebih murah. "Di hari puasa, pasti dia (SS) kekurangan tamu, sehingga tidak membandrol harga kepadaku selaku pelanggan. Yang penting aman," tambah YN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News