CANTING. Para pelajar Australia ini baru pertama kali membatik dan baru pertamakali memegang canting. foto : nisa/BangsaOnline
SURABAYA (BangsaOnline) - Sebanyak 7 mahasiswa Queensland University of Technology (QUT) Australia yang sedang mengikuti program beasiswa New Colombo Plan (NCP) di Universitas Surabaya (Ubaya), belajar kebudayaan Indonesia, yakni batik. Ada yang nampak kaku saat membatik, ada juga yang awalnya kikuk ternyata kemudian jari-jarinya enjoy menggerakkan canting.
“Wow, bagaimana ini mengambil cairannya? Kok panas,” ujar salah satu mahasiwi bernama Tamsin Maureen Quayle dalam Bahasa Inggris. Diajari sebentar, ternyata Tamsin sudah luwes. Cara dia memegang canting juga benar. Cairan malam panas yang ia goreskan pada kain mori yang telah digambarinya bunga, nampak rapi jali. “Saya senang sekali meski nanti hasilnya tak bisa bagus,” lanjut Tamsin.
Berbeda dengan mahasiswa lainnya, Jack Scott Gwyn yang kemarin menggambar ikan sebagai pola batiknya, nampak senyum-senyum dan ketawa. “Susah sekali ya. Tapi luar biasa. Ini pengalaman pertama saya membatik,” kata Jack. Seperti Tamsin dan rekan-rekannya yang kemarin belajar mbatik di Rumah Batik kawasan Margorejo, Jack kepanasan saat ada cairan malam yang kena tangan.
Ketua program sekaligus Manajer Kantor Hubungan Internasional Universitas Surabaya Adi Teja Kusuma BBus MCom mengatakan, kegiatan membatik ini sangat menarik karena mereka diberikan kesempatan untuk membuat sendiri kain batik.
“Sebenarnya, mereka kesini hanya 10 hari untuk belajar properti. Membatik hanya tambahan saja. Seluruh mahasiswa tersebut berasal dari program studi S1 Ekonomi Properti, QUT. Program ini dapat terwujud berkat dukungan dari pemerintah Australia melalui beasiswa New Colombo Plan (NCP) untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa Australia mengenai Indonesia, baik dalam hal ekonomi properti dan juga budaya,” urai Adi.
Sementara itu, Dosen QUT asal Surabaya yang juga pengajar mata kuliah Property Economics bernama Connie Susilawati mengatakan, selama 10 hari tujuh mahasiswa ini membandingkan pasar properti di Indonesia dan Australia secara komprahensif. “Selain mengikuti kuliah yang diberikan oleh Fakultas Hukum Ubaya, mereka juga berkunjung ke Badan Pertanahan Nasional Kota Surabaya, Apartemen Metropolis dan perusahaan properti Citraland. Tidak lupa, mereka juga mengunjungi Ubaya Training Center di Trawas, rafting di Probolinggo, serta menikmati keindahan alam Gunung Bromo dan Air Terjun Madakaripura,” ungkap Connie.








